KEBUTUHAN NUTRISI PADA TERNAK KELINCI
KEBUTUHAN NUTRISI PADA TERNAK KELINCI selaku pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penjelasan memungut. Beberapa penjelasan lainnya bisa kalian dapatkan disini serta baik.
Tenak kelinci Amat potensial paruh atau bisa juga dikatakan hendak dikembangkan lantaran cepat berkembang biak serta mampu mempergunakan serta memanfaatkan hijauan yang dengannya tak banyak konsentrat. Kelinci sepatutnya satu dari sekian banyaknya ternak pengganti yng mengantongi potensi cukup besar paruh atau bisa juga dikatakan hendak dipakai menjdai sumber protein hewani menjdai penyedia daging. Kelinci selaku pilihan paruh atau bisa juga dikatakan hendak dibudidayakan lantaran pakannya tak bersaing yang dengannya kebutuhan kita-kita.
Pakan paruh ternak kelinci Amat besar perananya. Pemberian pakan yng seimbang diharapkan bisa memberikan produksi yng tinggi. Pakan yng diberikan hendaknya memberikan persyaratan kandungan nutrisi yng lengkap semisal protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, mineral, vitamin.
Pakan yng diberikan pun Perlu dipilih serta diperhitungkan agar kelinci tak mengalami gangguan pencernaan. Makanan kelinci yng baik merupakan yng terdiri dari rumput lapangan, limbah sayuran semisal kangkung, kol, daun sawi, daun kacang tanah, wortel serta konsentrat.
Pakan ternak kelinci Perlu mencukupi kebutuhan nutrisi yng dibutuhkan kelinci sesuai fase pertumbuhannya. Ternak kelinci yng mendapatkan pakan yng tak makin nilai nutrisinya hendak berdampak pada produktifitas yng tak optimal. Bagi atau bisa juga dikatakan hendak itu kita Perlu menyediakan pakan yng memenuhi kebutuhan nutrisinya.
Kebutuhan nutrisi paruh atau bisa juga dikatakan hendak ternak kelinci Pemenuhan pakan kelinci dihitung didasari konsumsi bahan kering. Kebutuhan bahan kering pendapat dari NRC (1977) yakni paruh atau bisa juga dikatakan hendak hidup pokok 3-4% dari bobot badan serta paruh atau bisa juga dikatakan hendak pertumbuhan normal 5-8% dari bobot badan.
Besar kebutuhan nutrisi lemak pada ransum kelinci sebesar 1-3%, yang dengannya makin detailnya 1% paruh atau bisa juga dikatakan hendak keseharian kelinci serta 3% paruh atau bisa juga dikatakan hendak kelinci hamil serta menyusui serta intern masa pertumbuhan. Kandungan lemak intern ransum kelinci pun menghasilkan daya palabilitasnya meningkat. Akan tetapi, lemak andai dikonsumsi terlebih bisa menghasilkan arteriosclerosis (penyumpatan darah arteri pada jantung kelinci).
Energi sepatutnya unsur yng penting paruh ternak. Bila energi tak makin, protein hendak diubah selaku energi serta energi mengantongi cadangan intern bentuk lemak. Energi berkaitan erat yang dengannya konsumsi protein. Dimana kebutuhan protein berbeda sesuai yang dengannya umur, tipe serta jenis ternak serta produksi ternak yang telah di sebutkan. Energi yng dibutuhkan paruh atau bisa juga dikatakan hendak pertumbuhan kelinci 2500-2900 kkal (Aak, 1980). Bagi atau bisa juga dikatakan hendak peningkatan bobot kelinci pedaging bisa sesuai yang dengannya yng dimau-kan, pemberian pakan Perlu diatur agar seimbang pakan hijauan serta konsentrat. Umumnya, pada peternakan kelinci intensif, hijauan diberikan sebanyk 60-80%, sedangkan konsentrat sebanyk 20-40% dari total jumlah pakan yng diberikan (Priyatna, 2011).
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak Kelinci
Masanto serta Agus, (2010) menyatakan bahwasanya kandungan nutrisi yng terkandung didalam pakan kelinci yaitu menjdai berikut: cairan (maksimal 12%), protein (12-18%), lemak (maksimal 4%), serat kasar (maksimal 14%), kalsium (1,36%), fosfor (0,7-0,9%). Sedangkan standar kebutuhan pakan ternak kelinci pedaging merupakan protein 15-19%, serat kasar: 11-14%, lemak: 2,5-4%, vitamin A: 10.000 IU/kg, kalsium 0,9-1,5%
Ternak kelinci makin menyukai pakan intern bentuk pelet dari pada intern bentuk mash. Penyebab pelet makin disukai oleh kelinci merupakan lantaran sifat dari pelet yng berbentuk padat serta kompak, menjadikan pakan bentuk pelet makin gampang paruh atau bisa juga dikatakan hendak disortir disaat dikonsumsi oleh kelinci.
Sumber:
Aak, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Masanto, R., serta Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. National Academic of Science, Washington.
Priyatna, N. 2011. Beternak serta Usaha Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tillman A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, serta S. Lebdosoekojo, 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Tenak kelinci Amat potensial paruh atau bisa juga dikatakan hendak dikembangkan lantaran cepat berkembang biak serta mampu mempergunakan serta memanfaatkan hijauan yang dengannya tak banyak konsentrat. Kelinci sepatutnya satu dari sekian banyaknya ternak pengganti yng mengantongi potensi cukup besar paruh atau bisa juga dikatakan hendak dipakai menjdai sumber protein hewani menjdai penyedia daging. Kelinci selaku pilihan paruh atau bisa juga dikatakan hendak dibudidayakan lantaran pakannya tak bersaing yang dengannya kebutuhan kita-kita.
Pakan paruh ternak kelinci Amat besar perananya. Pemberian pakan yng seimbang diharapkan bisa memberikan produksi yng tinggi. Pakan yng diberikan hendaknya memberikan persyaratan kandungan nutrisi yng lengkap semisal protein, lemak, serat kasar, karbohidrat, mineral, vitamin.
Pakan yng diberikan pun Perlu dipilih serta diperhitungkan agar kelinci tak mengalami gangguan pencernaan. Makanan kelinci yng baik merupakan yng terdiri dari rumput lapangan, limbah sayuran semisal kangkung, kol, daun sawi, daun kacang tanah, wortel serta konsentrat.
Pakan ternak kelinci Perlu mencukupi kebutuhan nutrisi yng dibutuhkan kelinci sesuai fase pertumbuhannya. Ternak kelinci yng mendapatkan pakan yng tak makin nilai nutrisinya hendak berdampak pada produktifitas yng tak optimal. Bagi atau bisa juga dikatakan hendak itu kita Perlu menyediakan pakan yng memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Kebutuhan nutrisi paruh atau bisa juga dikatakan hendak ternak kelinci Pemenuhan pakan kelinci dihitung didasari konsumsi bahan kering. Kebutuhan bahan kering pendapat dari NRC (1977) yakni paruh atau bisa juga dikatakan hendak hidup pokok 3-4% dari bobot badan serta paruh atau bisa juga dikatakan hendak pertumbuhan normal 5-8% dari bobot badan.
Besar kebutuhan nutrisi lemak pada ransum kelinci sebesar 1-3%, yang dengannya makin detailnya 1% paruh atau bisa juga dikatakan hendak keseharian kelinci serta 3% paruh atau bisa juga dikatakan hendak kelinci hamil serta menyusui serta intern masa pertumbuhan. Kandungan lemak intern ransum kelinci pun menghasilkan daya palabilitasnya meningkat. Akan tetapi, lemak andai dikonsumsi terlebih bisa menghasilkan arteriosclerosis (penyumpatan darah arteri pada jantung kelinci).
Energi sepatutnya unsur yng penting paruh ternak. Bila energi tak makin, protein hendak diubah selaku energi serta energi mengantongi cadangan intern bentuk lemak. Energi berkaitan erat yang dengannya konsumsi protein. Dimana kebutuhan protein berbeda sesuai yang dengannya umur, tipe serta jenis ternak serta produksi ternak yang telah di sebutkan. Energi yng dibutuhkan paruh atau bisa juga dikatakan hendak pertumbuhan kelinci 2500-2900 kkal (Aak, 1980). Bagi atau bisa juga dikatakan hendak peningkatan bobot kelinci pedaging bisa sesuai yang dengannya yng dimau-kan, pemberian pakan Perlu diatur agar seimbang pakan hijauan serta konsentrat. Umumnya, pada peternakan kelinci intensif, hijauan diberikan sebanyk 60-80%, sedangkan konsentrat sebanyk 20-40% dari total jumlah pakan yng diberikan (Priyatna, 2011).
Tabel Kebutuhan Nutrisi Ternak Kelinci
Masanto serta Agus, (2010) menyatakan bahwasanya kandungan nutrisi yng terkandung didalam pakan kelinci yaitu menjdai berikut: cairan (maksimal 12%), protein (12-18%), lemak (maksimal 4%), serat kasar (maksimal 14%), kalsium (1,36%), fosfor (0,7-0,9%). Sedangkan standar kebutuhan pakan ternak kelinci pedaging merupakan protein 15-19%, serat kasar: 11-14%, lemak: 2,5-4%, vitamin A: 10.000 IU/kg, kalsium 0,9-1,5%Ternak kelinci makin menyukai pakan intern bentuk pelet dari pada intern bentuk mash. Penyebab pelet makin disukai oleh kelinci merupakan lantaran sifat dari pelet yng berbentuk padat serta kompak, menjadikan pakan bentuk pelet makin gampang paruh atau bisa juga dikatakan hendak disortir disaat dikonsumsi oleh kelinci.
Sumber:
Aak, 1980. Pemeliharaan Kelinci. Kanisius. Yogyakarta.
Masanto, R., serta Agus, A. 2010. Beternak Kelinci Potong. Penebar Swadaya. Jakarta
National Reseach Council. 1977. Nutrient Requirement of Rabbit. National Academic of Science, Washington.
Priyatna, N. 2011. Beternak serta Usaha Kelinci Pedaging. PT Agromedia Pustaka. Jakarta.
Tillman A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo, serta S. Lebdosoekojo, 1989. Ilmu Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta
Komentar
Posting Komentar