RESEP CARA MEMBUAT DENDENG SAPI
RESEP CARA MEMBUAT DENDENG SAPI menjelma pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi kabar memungut. Beberapa kabar lainnya bisa kalian dapatkan disini oleh baik.
Daging benar satu dari sekian banyaknya komoditi pertanian yng dibutuhkan porsi atau bisa juga dikatakan bakal memenuhi kebutuhan protein, lantaran daging menyimpan kandungan protein yng bermutu tinggi, yng mampu menyumbangkan asam amino esensial yng lengkap. Daging segar gampang busuk ataupun rusak lantaran perubahan kimiawi serta kontaminasi mikroba. Oleh lantaran itu aneka macam cara pengawetan daging butuh dikembangkan. Tujuan dari pengolahan serta pengawetan daging benar porsi atau bisa juga dikatakan bakal memperpanjang daya simpen serta porsi atau bisa juga dikatakan bakal menaikan cita rasa yng sesuai yang dengannya selera pecinta yang diproduksi otomotif serta bisa mempertahankan nilai gizinya menjadikan diharapkan bisa memperluas rantai pemasaran daging olahan yang telah di sebutkan. Satu dari sekian banyaknya cara pengolahan serta pengawetan daging sapi yng telah di lakukan yakni pengolahan dendeng sapi. Dendeng sapi merupakan yang diproduksi daging yng dibuat secara tradisional diIndonesia, yang dengannya cara curing yakni menaburkan gula, garam serta rempah-rempah pada irisan daging lantas dijemur. Akan tetapi, sebelumnya daging yng bakal dibuat dendeng Perlu dibersihkan berlebi dahulu serta direndam yang dengannya garam. Dendeng benar satu dari sekian banyaknya bentuk hasil olahan pengawetan daging secara tradisional serta sudah kagak secercah di lakukan oleh warga Indonesia sejak dulu. Pendapat dari SNI 01-2908-1992 (Badan Standarisasi Nasioanal, 1992), dendeng benar yang diproduksi makanan berbentuk lempengan yng terbuat dari irisan ataupun gilingan daging segar yng sudah diberi bumbu serta dikeringkan. Dendeng menyimpan cita rasa yng khas, yakni manis cukup asam serta warna yng gelap akibat kadar gulanya yng cukup tinggi. Kombinasi gula, garam, serta bumbu-bumbu memicu bau khas pada yang diproduksi akhir (Purnomo, 1996). Dendeng bisa dikategorikan menjdai bahan pangan semi basah lantaran dendeng menyimpan kadar minuman yng berada internal perkiraannya kadar minuman bahan pangan semi basah, yakni 25%. Bahan pangan semi basah benar campuran suatu bahan pangan yng pada biasanya ditambah yang dengannya bahan pengikat minuman yng bisa menurunkan daya ikat minuman yang diproduksi, sehngga pertumbuhan mikroorganisme terhambat (Purnomo, 1996). Bahan pangan semi basah menyimpan acara minuman antar 0,6 sampai 0,91 (Salguero et al, 1994). Purnomo (1996) mengemukakan, ditinjau dari cara pembuatanya, dendeng dikelompokan menjelma dendeng iris (slicer) serta giling. Komposisi bahan yng dipakai internal pembuatan dendeng alah daging, gula merah (30%), garam (5%), ketumbar (2%), bawang putih (2%), sendawa (0,2%), lengkuas (1%), serta jinten (1%) (Hadiwiyoto, 1994). Selama pembuatan serta pengeringan bakal terlaksana juga pembentukan komponen-komponen citarasa, yng bakal mengimbuh rasa serta aroma dendeng menjelma makin sedap.
Dendeng seringkali mengalami kerusakan semisal timbulnya ketengikan warna coklat yng kagak makin memungut serta kontaminasi mikroorganisme. Ketengikan bisa terlaksana lantaran proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tak jenuh internal lemak. Kontaminasi mikroba pada dendeng bisa terlaksana pada setiap tahap internal pengolahannya, makin-makin sebelum tahap pengeringan (Soputan, 2004). Dendeng sapi merupakan yang diproduksi daging yng dibuat secara tradisional diIndonesia, yang dengannya cara kuring yakni menaburkan gula, garam serta rempah-rempah pada irisan daging lantas dijemur. Tujuannya yakni porsi atau bisa juga dikatakan bakal memperpanjang daya simpen daging, menaikan cita rasa serta bisa mempertahankan nilai gizi daging olahan (Soputan, 2004). A. Faktor - Faktor yng Memberi pengaruh Kualitas Dendeng Dalam membeli suatu yang diproduksi olahan kita Perlu mencermati yang dengannya baik, dendengdaging sapi yng diperdagangkan, ada yng menyimpan kualitas baik , ada yng menyimpan kualitas sedang serta terdapat lagi yng menyimpan kualitas kagak makin baik. Perbedaan kualitas dendeng yang telah di sebutkan mana tahu besar dipengaruhi oleh separuh faktor sela lain: 1. Pemilihan Bahan Bagi atau bisa juga dikatakan bakal memperoleh dendeng daging sapi yng bermutu baik, harusmenggunakan bahan yng bermutu. Daging sapi yng dipakai Perlu menyimpan kualitas baik serta segar. Pemilihan bahan tambahan serta bumbu pun bisa memberi pengaruh rasa dendeng. Andai daging sapi yng dipakai kagak makin ataupun tak segar maka bakal bisa memberi pengaruh hasil dari dendeng, selain itu pun dendeng menyimpan rasa aroma yng tak sedap. Demikian juga andai bahan yng dipakai menyimpan kualitas baik,rasa, aroma, serta warna bakal baik. Andai kualitas bumbu kagak makin /tak baik, misalnya bawang putih cukup busuk bisa berpengaruh terhadap rasadan aroma (Haryvedca, 2010). 2. Proses pembuatan Faktor proses pembuatan yng bisa memberi pengaruh kualitas dendeng sela lain yakni proses kuring serta pengeringan : a) Proses kuring Pada pembuatan dendeng daging sapi, dilaksanakan mempergunakan cara kuring kering yakni bumbu dihancurkan, dicampurkan pada daging sapi iris tanpa penambahan minuman, lalu didiamkan selama 4 – 6 jam bisa memberi pengaruh rasa lantaran bumbu kagak makin meresap. Andai proses kuring terlalu cepat kagak makin dari 5 jam, makadapat memberi pengaruh rasa lantaran bumbu kagak makin meresap (Haryvedca, 2010). b) Pengeringan Proses pengeringan benar satu dari sekian banyaknya penentu kualitas dendeng. Pada era proses pengeringan mengalami perubahan warna, aroma, tekstur serta zat gizinya. Tempat yng dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal pengeringan sebaiknya mempergunakan nampan yangterbuat dari logam serta diberi alas plastik agar bisa dendeng menjelma cepat kering serta setiap 3 jam di balik agar bisa pengeringannya merata. Proses pengeringan yng kagak makin sempurna bisa memberi pengaruh rasa serta aroma dendeng. Mengingat dendeng dagingsapi harganya cukup kagak murah, kagak makin terjangkau oleh daya beli masyarakat golonganekonomi rendah menjadikan butuh mempergunakan serta memanfaatkan bahan yng makin murah porsi atau bisa juga dikatakan bakal dibuat dendeng (Haryvedca, 2010 ). B. Kandungan Zat Gizi Dendeng Kandungan gizi internal dendeng cukup tinggi, makin-makin kandungan proteinnya. Bersumber dari Departemen Kebugaran atau kesehatan RI, 1995 menyatakan bahwasanya bahan dasar dendeng biasanya merupakan daging sapi. Dalam 100 gram daging sapi menyimpan kandungan protein 18,8 gram, jadi dendeng menyimpan kandungan protein yng cukup tinggi (Dhanie, 2010). Bumbu 1. Garam Penambahan garam berfungsi menjdai pengawet lantaran internal jumlah yng cukup, garam bisa memicu autolysis serta pembusukan serta plasmolisis pada mikroba. Garam meresap kedalam jaringan daging sampai tercepai keseimbangan tekanan osmosis sela bagian internal serta luar daging (Soeparno, 1994). Selain menjdai penghambat bakteri, garam pun bisa merangsang cita serta penambahan rasa enak pada yang diproduksi. Sifat garam (NaCl) menjdai berikut : a. NaCl bisa berdisosiasi menjelma Na+ serta Cl- dimana Cl- yng berlebihan benar senyawa beracun porsi mikroba. b. Menurubkan kelarutan oksigen internal minuman menjadikan bisa menghambat mikroba aerob serta menghambat reaksi kecoklatan( browning reaction) pada pangan c. Menghasilkan denaturasi protein menjadikan protein (enzim) mikroba menjelma inaktif. d. Sel menjelma makin sensitif terhadap mikroba 2. Gula Merah Penambahan gula merah berfungsi porsi atau bisa juga dikatakan bakal memodifikasi rasa, memperbaiki aroma, warna serta tekstur yang diproduksi (Bailey, 1998). Penambahan gula merah pada abon membuat flavor abon yng khas serta disukai kagak secercah pecinta yang diproduksi otomotif lantaran rasa manisnya. Selain itu, gula merah pun bisa menghambat pertumbuhan mikroba. Kadar gula yng tinggi, yakni pada konsentrasi 30-40% bakal memicu minuman internal sel bakteri, ragi, serta kapang bakal keluar menembus membrane serta mengalir ke larutan gula, yng disebut osmosis serta mentebabkan sel mikroba mengalami plasmolisis serta pertumbuhannya bakal terhambat (Winarno et al, 1984). Selain itu pengaruh gula terhadap mikroba merupakan: a. Mampu mengikat minuman menjadikan menurunkan aw pangan. Disamping itu pun menyerap/mengikat minuman mikroba menjadikan sel mikroba mengkerut. b. Menaikan tekanan osmosis menjadikan sel mikroba mengalami plasmolisis (kehilangan minuman). 3. Bawang Putih Bawang putih menyimpan aroma yng kuat serta tajam, bakal tetapi hampir tak berbau andai belum dimemarkan serta dipotong-potong (Farrell, 1990). Bawang ptuih bisa dipakai menjdai bahan pengawet lantaran bersifat bakteriostatik yng penyebabnya yaitu oleh adanya zat tangkas alicin yng Amat efektif terhadap bakteri, selain itu bawang putih menyimpan kandungan scordinin, yakni senyawa komplek thioglisidin yng bersifat antioksidan (Palungkun serta Budhiarti, 1995). 4. Bawang Merah Bawang merah dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal bahan bumbu dapur serta menjdai penyedap rasa internal masakan. Selain itu bawang merah pun bisa dipakai menjdai obat tradisional lantaran menyimpan efek antiseptik dari senyawa ailin. Senyawa yang telah di sebutkan diubah menjadai asam piruvat, ammonia, serta alicin antimikroba yng bersifat bakterisida (Rukmana, 1994). 5. Ketumbar Ketumbar merupakan rempah-rempah kering berbentuk bualat serta berwaarna kuning kecoklatan, menyimpan rasa gurih serta manis, berbau harum, serta bisa membangkitkan kesan sedap di mulut (Farrell, 1990). Ketumbar menyimpan aroma rempah-rempah serta terasa pedas. Minyak dari biji ketumbar makin-makin menyimpan kandungan d-linalol, stironelol, bermacam-macam ester, keton, serta aldehida (Syukur serta Hernani, 2002). 6. Jahe Jahe menyimpan aroma yng harum serta rasa yng pedas. Rimpang jahe menyimpan kandungan minyak atsiri yng memicu aroma khas jahe, diantaranya zingberene, curcumine, philandren, serta sebagainya. Jahe pun menyimpan kandungan gingerols serta shogaols yng memicu rasa pedas (Muchtadi serta Sugiyono, 1992). Jahe mampu menutupi bau separuh flavor serta memberikan kesegaran terhadap bahan pangan. 7. Lengkuas Lengkuas menyimpan dua warna, yakni putih serta merah, serta dua ukuran, yakni kecil serta besar. Lengkuas menyimpan kandungan separuh minyak atsiri, diantaranya kamfer, galang, galangol, philandren, serta mana tahu pun curcumin. Minyak atsiri yang telah di sebutkan menghasilkan aroma yng khas (Muchtadi serta Sugiyono, 1992). 8. Pengeringan Pengeringan merupakan suatu cara porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeluarkan ataupun menghilangkan sebagian besar minuman dari suatu bahan yang dengannya cara menguapkannya yang dengannya mempergunakan energi panas (Winarno et al, 1984). Prisip pengeringan yakni mengurangi kadar minuman bahan menjadikan acara mikroorganisme menurun. Keuntungan pengeringan merupakan bahan menjelma makin awet yang dengannya volume menjelma makin kecil, berat bahan berkurang. Kerugian yng terlaksana yakni perubahan sifat fisik serta kimia dari suatu yang diproduksi. Teknik-teknik pengawetan yang dengannya pengeringan menyangkut: a. Pembatasan acara minuman yang dengannya pengeringan b. Penggunaan garam serta gula porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengendalikan kegiatan minuman makin lanjut serta berfungsi menjdai penghambat selektif terhadap kegiatan enzim serta mikroorganisme c. Penggunaan bumbu-bumbu porsi atau bisa juga dikatakan bakal memberikan batas perkembangan selanjutnya dari mikroorganisme serta porsi atau bisa juga dikatakan bakal memberikan rasa yng khas (Buckle et al., 1987). Pengeringan pun berperan internal menciptakan tekstur serta kekenyalan yng khas pada dendeng. Gaman serta Sherington (1992) menambahkan bahwasanya hal yng penting internal pengeringan merupakan suhu yng dipakai hendaknya jangan terlalu tinggi, lantaran bakal memicu perubahan-perubahan yng tak dikehendaki pada pangan. Demikian pun panas yng berlebihan bisa memicu case hardening, yakni suatu keadaan dibagian luar (permukaan) pangan menjelma keriput serta keras, sedangkan minuman terperangkap didalamnya (bagian internal masih basah). Cara mencegah case hardening merupakan yang dengannya membuat suhu pengeringan tak terlalu tinggi ataupun proses pengeringan awal tak terlalu cepat. Pengeringan bisa di lakukan yang dengannya mengunakan suatu perkakas pengering (artificial drier) ataupun yang dengannya penjemuran (sun drying) yakni pengeringan yang dengannya mempergunakan energi langsung dari sinar matahari. Pengeringan buatan menyimpan keuntungan lantaran suhu serta sirkulasi udara bisa diatur menjadikan waktu pengeringan bisa ditentukan yang dengannya jitu serta kebersihan bisa diawasi yang dengannya sebaik-baiknya. C. Cara Pembuatan Dendeng 1. Bahan a. Daging b. Bumbu. Setiap 1 kg daging dibutuhkan gula (200 gram), asam jawa (40 gram), bawang merah (50 gram), bubuk ketumbar (20 gram), lengkuas (30 gram), garam (300 gram), serta bawang putih (100 gram). 2. Alat a. Pisau. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengiris daging menjelma irisan tipis. Pisau yng dipakai hendaknya tajam, tipis serta dari logam stainless steel. b. Pengantung daging. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menggantung daging ukuran besar yng bakal diiris. c. Telenan. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeringkan irisan daging (kalau tak digunting). d. Pengering. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeringkan irisan daging. Pengering bisa berupa perkakas penjemur simpel, ataupun berupa perkakas pengering yng berbahan bakar (minyak, kayu bakar, ataupun arang), bertenaga listrik ataupun bertenaga cahaya matahari. e. Keranjang peniris. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal meniriskan daging sesudah direndam yang dengannya larutan garam. f. Penggiling bumbu. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menggiling bumbu dendeng. g. Panci. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal merebus bumbu. h. Kulkas. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menyimpan daging yng direndam di internal larutan bumbu. 3. Cara Pembuatan a. Pengirisan daging. Daging diiris tipis-tipis. Sedapat mana tahu pemotongan mengikuti haluan jaringan otot. Ada dua cara pengirisan, yakni: 1) Daging digantung pada perkakas penggantung, lantas diiris tipis-tipis. 2) Daging ditempatkan di untuk talenan, lantas diiris tipis-tipis. Irisan bisa dibuat internal aneka macam ukuran, semisal a) irisan kecil: irisan yang dengannya panjang 1 cm serta lebar 1 cm. b) irisan sedang: irisan yang dengannya panjang serta lembar sela 3-5 cm. c) irisan panjang: irisan yang dengannya panjang >5 cm serta lebar 3-5 cm. b. Pembuatan larutan bumbu 1) Lengkuas, bawang putih, serta bawang merah digiling halus. Bumbubumbu ini dicampur yang dengannya gula, asam jawa serta bubuk ketumbar. 2) Air sebanyk 1 liter direbus sampai mendidih. Lantas ditambahkan bumbu yng sudah disiapkan di untuk. Campuran yang telah di sebutkan dididihkan selama 30 menit sambil diaduk-aduk sampai kental. Sesudah itu larutan bumbu didinginkan. c. Perendaman di internal larutan bumbu. 1) Irisan daging direndam internal larutan bumbu selama semalaman pada suhu dingin di internal kulkas. 2) Sesudah itu, daging dikeluarkan dari larutan bumbu, serta dimasukkan ke internal kantong plastik yang telah di sebutkan di biarkan di udara terbuka sampai suhunya tak dingin lagi (percis yang dengannya suhu kamar). d. Pengeringan. Sesudah daging di internal kantong tak dingin lagi, daging dikeluarkan dari kantong, lantas segera dijemur ataupun dikeringkan yang dengannya perkakas pengering sampai kadar minuman di bawah 10%. Irisan daging yng berukuran panjang Perlu digantung pada era pengeringan. Hasil pengeringan disebut yang dengannya dendeng mentah. e. Pengemasan. Dendeng mentah yng sudah kering bisa disimpan di internal kantong plastik. f. Penggorengan. Dendeng daging yng sudah kering bisa digoreng di internal minyak panas (1700) selama 30-60 detik sambil dibolak-balik, lantas cepat-cepat diangkat serta ditiriskan.
Daging benar satu dari sekian banyaknya komoditi pertanian yng dibutuhkan porsi atau bisa juga dikatakan bakal memenuhi kebutuhan protein, lantaran daging menyimpan kandungan protein yng bermutu tinggi, yng mampu menyumbangkan asam amino esensial yng lengkap. Daging segar gampang busuk ataupun rusak lantaran perubahan kimiawi serta kontaminasi mikroba. Oleh lantaran itu aneka macam cara pengawetan daging butuh dikembangkan. Tujuan dari pengolahan serta pengawetan daging benar porsi atau bisa juga dikatakan bakal memperpanjang daya simpen serta porsi atau bisa juga dikatakan bakal menaikan cita rasa yng sesuai yang dengannya selera pecinta yang diproduksi otomotif serta bisa mempertahankan nilai gizinya menjadikan diharapkan bisa memperluas rantai pemasaran daging olahan yang telah di sebutkan. Satu dari sekian banyaknya cara pengolahan serta pengawetan daging sapi yng telah di lakukan yakni pengolahan dendeng sapi. Dendeng sapi merupakan yang diproduksi daging yng dibuat secara tradisional diIndonesia, yang dengannya cara curing yakni menaburkan gula, garam serta rempah-rempah pada irisan daging lantas dijemur. Akan tetapi, sebelumnya daging yng bakal dibuat dendeng Perlu dibersihkan berlebi dahulu serta direndam yang dengannya garam. Dendeng benar satu dari sekian banyaknya bentuk hasil olahan pengawetan daging secara tradisional serta sudah kagak secercah di lakukan oleh warga Indonesia sejak dulu. Pendapat dari SNI 01-2908-1992 (Badan Standarisasi Nasioanal, 1992), dendeng benar yang diproduksi makanan berbentuk lempengan yng terbuat dari irisan ataupun gilingan daging segar yng sudah diberi bumbu serta dikeringkan. Dendeng menyimpan cita rasa yng khas, yakni manis cukup asam serta warna yng gelap akibat kadar gulanya yng cukup tinggi. Kombinasi gula, garam, serta bumbu-bumbu memicu bau khas pada yang diproduksi akhir (Purnomo, 1996). Dendeng bisa dikategorikan menjdai bahan pangan semi basah lantaran dendeng menyimpan kadar minuman yng berada internal perkiraannya kadar minuman bahan pangan semi basah, yakni 25%. Bahan pangan semi basah benar campuran suatu bahan pangan yng pada biasanya ditambah yang dengannya bahan pengikat minuman yng bisa menurunkan daya ikat minuman yang diproduksi, sehngga pertumbuhan mikroorganisme terhambat (Purnomo, 1996). Bahan pangan semi basah menyimpan acara minuman antar 0,6 sampai 0,91 (Salguero et al, 1994). Purnomo (1996) mengemukakan, ditinjau dari cara pembuatanya, dendeng dikelompokan menjelma dendeng iris (slicer) serta giling. Komposisi bahan yng dipakai internal pembuatan dendeng alah daging, gula merah (30%), garam (5%), ketumbar (2%), bawang putih (2%), sendawa (0,2%), lengkuas (1%), serta jinten (1%) (Hadiwiyoto, 1994). Selama pembuatan serta pengeringan bakal terlaksana juga pembentukan komponen-komponen citarasa, yng bakal mengimbuh rasa serta aroma dendeng menjelma makin sedap.
Dendeng seringkali mengalami kerusakan semisal timbulnya ketengikan warna coklat yng kagak makin memungut serta kontaminasi mikroorganisme. Ketengikan bisa terlaksana lantaran proses oksidasi oleh oksigen terhadap asam lemak tak jenuh internal lemak. Kontaminasi mikroba pada dendeng bisa terlaksana pada setiap tahap internal pengolahannya, makin-makin sebelum tahap pengeringan (Soputan, 2004). Dendeng sapi merupakan yang diproduksi daging yng dibuat secara tradisional diIndonesia, yang dengannya cara kuring yakni menaburkan gula, garam serta rempah-rempah pada irisan daging lantas dijemur. Tujuannya yakni porsi atau bisa juga dikatakan bakal memperpanjang daya simpen daging, menaikan cita rasa serta bisa mempertahankan nilai gizi daging olahan (Soputan, 2004). A. Faktor - Faktor yng Memberi pengaruh Kualitas Dendeng Dalam membeli suatu yang diproduksi olahan kita Perlu mencermati yang dengannya baik, dendengdaging sapi yng diperdagangkan, ada yng menyimpan kualitas baik , ada yng menyimpan kualitas sedang serta terdapat lagi yng menyimpan kualitas kagak makin baik. Perbedaan kualitas dendeng yang telah di sebutkan mana tahu besar dipengaruhi oleh separuh faktor sela lain: 1. Pemilihan Bahan Bagi atau bisa juga dikatakan bakal memperoleh dendeng daging sapi yng bermutu baik, harusmenggunakan bahan yng bermutu. Daging sapi yng dipakai Perlu menyimpan kualitas baik serta segar. Pemilihan bahan tambahan serta bumbu pun bisa memberi pengaruh rasa dendeng. Andai daging sapi yng dipakai kagak makin ataupun tak segar maka bakal bisa memberi pengaruh hasil dari dendeng, selain itu pun dendeng menyimpan rasa aroma yng tak sedap. Demikian juga andai bahan yng dipakai menyimpan kualitas baik,rasa, aroma, serta warna bakal baik. Andai kualitas bumbu kagak makin /tak baik, misalnya bawang putih cukup busuk bisa berpengaruh terhadap rasadan aroma (Haryvedca, 2010). 2. Proses pembuatan Faktor proses pembuatan yng bisa memberi pengaruh kualitas dendeng sela lain yakni proses kuring serta pengeringan : a) Proses kuring Pada pembuatan dendeng daging sapi, dilaksanakan mempergunakan cara kuring kering yakni bumbu dihancurkan, dicampurkan pada daging sapi iris tanpa penambahan minuman, lalu didiamkan selama 4 – 6 jam bisa memberi pengaruh rasa lantaran bumbu kagak makin meresap. Andai proses kuring terlalu cepat kagak makin dari 5 jam, makadapat memberi pengaruh rasa lantaran bumbu kagak makin meresap (Haryvedca, 2010). b) Pengeringan Proses pengeringan benar satu dari sekian banyaknya penentu kualitas dendeng. Pada era proses pengeringan mengalami perubahan warna, aroma, tekstur serta zat gizinya. Tempat yng dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal pengeringan sebaiknya mempergunakan nampan yangterbuat dari logam serta diberi alas plastik agar bisa dendeng menjelma cepat kering serta setiap 3 jam di balik agar bisa pengeringannya merata. Proses pengeringan yng kagak makin sempurna bisa memberi pengaruh rasa serta aroma dendeng. Mengingat dendeng dagingsapi harganya cukup kagak murah, kagak makin terjangkau oleh daya beli masyarakat golonganekonomi rendah menjadikan butuh mempergunakan serta memanfaatkan bahan yng makin murah porsi atau bisa juga dikatakan bakal dibuat dendeng (Haryvedca, 2010 ). B. Kandungan Zat Gizi Dendeng Kandungan gizi internal dendeng cukup tinggi, makin-makin kandungan proteinnya. Bersumber dari Departemen Kebugaran atau kesehatan RI, 1995 menyatakan bahwasanya bahan dasar dendeng biasanya merupakan daging sapi. Dalam 100 gram daging sapi menyimpan kandungan protein 18,8 gram, jadi dendeng menyimpan kandungan protein yng cukup tinggi (Dhanie, 2010). Bumbu 1. Garam Penambahan garam berfungsi menjdai pengawet lantaran internal jumlah yng cukup, garam bisa memicu autolysis serta pembusukan serta plasmolisis pada mikroba. Garam meresap kedalam jaringan daging sampai tercepai keseimbangan tekanan osmosis sela bagian internal serta luar daging (Soeparno, 1994). Selain menjdai penghambat bakteri, garam pun bisa merangsang cita serta penambahan rasa enak pada yang diproduksi. Sifat garam (NaCl) menjdai berikut : a. NaCl bisa berdisosiasi menjelma Na+ serta Cl- dimana Cl- yng berlebihan benar senyawa beracun porsi mikroba. b. Menurubkan kelarutan oksigen internal minuman menjadikan bisa menghambat mikroba aerob serta menghambat reaksi kecoklatan( browning reaction) pada pangan c. Menghasilkan denaturasi protein menjadikan protein (enzim) mikroba menjelma inaktif. d. Sel menjelma makin sensitif terhadap mikroba 2. Gula Merah Penambahan gula merah berfungsi porsi atau bisa juga dikatakan bakal memodifikasi rasa, memperbaiki aroma, warna serta tekstur yang diproduksi (Bailey, 1998). Penambahan gula merah pada abon membuat flavor abon yng khas serta disukai kagak secercah pecinta yang diproduksi otomotif lantaran rasa manisnya. Selain itu, gula merah pun bisa menghambat pertumbuhan mikroba. Kadar gula yng tinggi, yakni pada konsentrasi 30-40% bakal memicu minuman internal sel bakteri, ragi, serta kapang bakal keluar menembus membrane serta mengalir ke larutan gula, yng disebut osmosis serta mentebabkan sel mikroba mengalami plasmolisis serta pertumbuhannya bakal terhambat (Winarno et al, 1984). Selain itu pengaruh gula terhadap mikroba merupakan: a. Mampu mengikat minuman menjadikan menurunkan aw pangan. Disamping itu pun menyerap/mengikat minuman mikroba menjadikan sel mikroba mengkerut. b. Menaikan tekanan osmosis menjadikan sel mikroba mengalami plasmolisis (kehilangan minuman). 3. Bawang Putih Bawang putih menyimpan aroma yng kuat serta tajam, bakal tetapi hampir tak berbau andai belum dimemarkan serta dipotong-potong (Farrell, 1990). Bawang ptuih bisa dipakai menjdai bahan pengawet lantaran bersifat bakteriostatik yng penyebabnya yaitu oleh adanya zat tangkas alicin yng Amat efektif terhadap bakteri, selain itu bawang putih menyimpan kandungan scordinin, yakni senyawa komplek thioglisidin yng bersifat antioksidan (Palungkun serta Budhiarti, 1995). 4. Bawang Merah Bawang merah dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal bahan bumbu dapur serta menjdai penyedap rasa internal masakan. Selain itu bawang merah pun bisa dipakai menjdai obat tradisional lantaran menyimpan efek antiseptik dari senyawa ailin. Senyawa yang telah di sebutkan diubah menjadai asam piruvat, ammonia, serta alicin antimikroba yng bersifat bakterisida (Rukmana, 1994). 5. Ketumbar Ketumbar merupakan rempah-rempah kering berbentuk bualat serta berwaarna kuning kecoklatan, menyimpan rasa gurih serta manis, berbau harum, serta bisa membangkitkan kesan sedap di mulut (Farrell, 1990). Ketumbar menyimpan aroma rempah-rempah serta terasa pedas. Minyak dari biji ketumbar makin-makin menyimpan kandungan d-linalol, stironelol, bermacam-macam ester, keton, serta aldehida (Syukur serta Hernani, 2002). 6. Jahe Jahe menyimpan aroma yng harum serta rasa yng pedas. Rimpang jahe menyimpan kandungan minyak atsiri yng memicu aroma khas jahe, diantaranya zingberene, curcumine, philandren, serta sebagainya. Jahe pun menyimpan kandungan gingerols serta shogaols yng memicu rasa pedas (Muchtadi serta Sugiyono, 1992). Jahe mampu menutupi bau separuh flavor serta memberikan kesegaran terhadap bahan pangan. 7. Lengkuas Lengkuas menyimpan dua warna, yakni putih serta merah, serta dua ukuran, yakni kecil serta besar. Lengkuas menyimpan kandungan separuh minyak atsiri, diantaranya kamfer, galang, galangol, philandren, serta mana tahu pun curcumin. Minyak atsiri yang telah di sebutkan menghasilkan aroma yng khas (Muchtadi serta Sugiyono, 1992). 8. Pengeringan Pengeringan merupakan suatu cara porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeluarkan ataupun menghilangkan sebagian besar minuman dari suatu bahan yang dengannya cara menguapkannya yang dengannya mempergunakan energi panas (Winarno et al, 1984). Prisip pengeringan yakni mengurangi kadar minuman bahan menjadikan acara mikroorganisme menurun. Keuntungan pengeringan merupakan bahan menjelma makin awet yang dengannya volume menjelma makin kecil, berat bahan berkurang. Kerugian yng terlaksana yakni perubahan sifat fisik serta kimia dari suatu yang diproduksi. Teknik-teknik pengawetan yang dengannya pengeringan menyangkut: a. Pembatasan acara minuman yang dengannya pengeringan b. Penggunaan garam serta gula porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengendalikan kegiatan minuman makin lanjut serta berfungsi menjdai penghambat selektif terhadap kegiatan enzim serta mikroorganisme c. Penggunaan bumbu-bumbu porsi atau bisa juga dikatakan bakal memberikan batas perkembangan selanjutnya dari mikroorganisme serta porsi atau bisa juga dikatakan bakal memberikan rasa yng khas (Buckle et al., 1987). Pengeringan pun berperan internal menciptakan tekstur serta kekenyalan yng khas pada dendeng. Gaman serta Sherington (1992) menambahkan bahwasanya hal yng penting internal pengeringan merupakan suhu yng dipakai hendaknya jangan terlalu tinggi, lantaran bakal memicu perubahan-perubahan yng tak dikehendaki pada pangan. Demikian pun panas yng berlebihan bisa memicu case hardening, yakni suatu keadaan dibagian luar (permukaan) pangan menjelma keriput serta keras, sedangkan minuman terperangkap didalamnya (bagian internal masih basah). Cara mencegah case hardening merupakan yang dengannya membuat suhu pengeringan tak terlalu tinggi ataupun proses pengeringan awal tak terlalu cepat. Pengeringan bisa di lakukan yang dengannya mengunakan suatu perkakas pengering (artificial drier) ataupun yang dengannya penjemuran (sun drying) yakni pengeringan yang dengannya mempergunakan energi langsung dari sinar matahari. Pengeringan buatan menyimpan keuntungan lantaran suhu serta sirkulasi udara bisa diatur menjadikan waktu pengeringan bisa ditentukan yang dengannya jitu serta kebersihan bisa diawasi yang dengannya sebaik-baiknya. C. Cara Pembuatan Dendeng 1. Bahan a. Daging b. Bumbu. Setiap 1 kg daging dibutuhkan gula (200 gram), asam jawa (40 gram), bawang merah (50 gram), bubuk ketumbar (20 gram), lengkuas (30 gram), garam (300 gram), serta bawang putih (100 gram). 2. Alat a. Pisau. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengiris daging menjelma irisan tipis. Pisau yng dipakai hendaknya tajam, tipis serta dari logam stainless steel. b. Pengantung daging. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menggantung daging ukuran besar yng bakal diiris. c. Telenan. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeringkan irisan daging (kalau tak digunting). d. Pengering. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal mengeringkan irisan daging. Pengering bisa berupa perkakas penjemur simpel, ataupun berupa perkakas pengering yng berbahan bakar (minyak, kayu bakar, ataupun arang), bertenaga listrik ataupun bertenaga cahaya matahari. e. Keranjang peniris. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal meniriskan daging sesudah direndam yang dengannya larutan garam. f. Penggiling bumbu. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menggiling bumbu dendeng. g. Panci. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal merebus bumbu. h. Kulkas. Alat ini dipakai porsi atau bisa juga dikatakan bakal menyimpan daging yng direndam di internal larutan bumbu. 3. Cara Pembuatan a. Pengirisan daging. Daging diiris tipis-tipis. Sedapat mana tahu pemotongan mengikuti haluan jaringan otot. Ada dua cara pengirisan, yakni: 1) Daging digantung pada perkakas penggantung, lantas diiris tipis-tipis. 2) Daging ditempatkan di untuk talenan, lantas diiris tipis-tipis. Irisan bisa dibuat internal aneka macam ukuran, semisal a) irisan kecil: irisan yang dengannya panjang 1 cm serta lebar 1 cm. b) irisan sedang: irisan yang dengannya panjang serta lembar sela 3-5 cm. c) irisan panjang: irisan yang dengannya panjang >5 cm serta lebar 3-5 cm. b. Pembuatan larutan bumbu 1) Lengkuas, bawang putih, serta bawang merah digiling halus. Bumbubumbu ini dicampur yang dengannya gula, asam jawa serta bubuk ketumbar. 2) Air sebanyk 1 liter direbus sampai mendidih. Lantas ditambahkan bumbu yng sudah disiapkan di untuk. Campuran yang telah di sebutkan dididihkan selama 30 menit sambil diaduk-aduk sampai kental. Sesudah itu larutan bumbu didinginkan. c. Perendaman di internal larutan bumbu. 1) Irisan daging direndam internal larutan bumbu selama semalaman pada suhu dingin di internal kulkas. 2) Sesudah itu, daging dikeluarkan dari larutan bumbu, serta dimasukkan ke internal kantong plastik yang telah di sebutkan di biarkan di udara terbuka sampai suhunya tak dingin lagi (percis yang dengannya suhu kamar). d. Pengeringan. Sesudah daging di internal kantong tak dingin lagi, daging dikeluarkan dari kantong, lantas segera dijemur ataupun dikeringkan yang dengannya perkakas pengering sampai kadar minuman di bawah 10%. Irisan daging yng berukuran panjang Perlu digantung pada era pengeringan. Hasil pengeringan disebut yang dengannya dendeng mentah. e. Pengemasan. Dendeng mentah yng sudah kering bisa disimpan di internal kantong plastik. f. Penggorengan. Dendeng daging yng sudah kering bisa digoreng di internal minyak panas (1700) selama 30-60 detik sambil dibolak-balik, lantas cepat-cepat diangkat serta ditiriskan.
Komentar
Posting Komentar