CARA MEMBUAT BIBIT/ STARTER YOGHURT
CARA MEMBUAT BIBIT/ STARTER YOGHURT selaku pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi kabar mencabut. Beberapa kabar lainnya bisa kalian dapatkan disini lewat baik.
Kultur starter yogurt ataupun biasa disebut starter merupakan sekumpulan mikroorganisme yng dipakai intern produksi biakan ataupun budidaya intern pengolahan susu semisal yogurt ataupun keju. Kultur yoghurt menyimpan peranan penting intern proses fermentasi susu. Kualitas hasil akhir yoghurt Amat dipengaruhi oleh komposisi serta preparasi kultur starter. Yoghurt srndiri yaitu yang dibuat olahan susu dari hasil fermentasi kedua dari Bakteri Asam Laktat (BAL) menjdai starter, yaitu Streptococcus thermophilus serta Lactobacillus bulgaricus yng hidup bersimbiosis. Lama proses fermantasi mau berakibat pada turunnya pH yoghurt yang dengannya rasa asam yng khas, selain itu diperoleh asam asetat, asetal dehid, serta bahan lain yng gampang menguap. Komposisi yoghurt secara umum merupakan protein 4-6%, lemak 0,1-1%, laktosa 2-3%, asam laktat 0,6-1,3%, pH 3,8-4,6% (Susilorini serta Sawitri, 2007)
Starter yogurt bisa diperoleh dari konsentrat kultur beku yng disediakan secara komersial perincian atau bisa juga dikatakan buat industri. Konsentrat kultur beku yang telah di sebutkan umumnya bisa disimpan pada tempat pembekuan yang dengannya suhu –40oC menjdai persediaan perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan starter yogurt. Starter yogurt memrupakan bagian penting perincian atau bisa juga dikatakan buat memproduksi yogurt yng menyimpan kualitas tinggi, menjadikan butuh disediakan tempat perincian atau bisa juga dikatakan buat preparasi kultur yang telah di sebutkan yng memberi jaminan tak terjadinya kontaminasi. Media substrat yng dipakai Perlu bebas dari antibiotik serta menyimpan kandungan 10 sampai 12% non fat dry milk pada kondisi cair. Periode inkubasi perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan starter yogurt selama 4 sampai 6 jam yang dengannya suhu 43oC serta fermentasi diakhiri disaat kadar asam laktat tercapai 0,85 sampai 0,90%. Rasio perbandingan kultur bakteri Streptococcus thermophilus serta Lactobacillus bulgaricus merupakan 1:1 (Chandan serta Shahani, 1994).
Pembuatan bibit perincian atau bisa juga dikatakan buat yoghurt di lakukan secara bertahap. Pertama Lactobacillus bulgaricus maupun Streptococcus thermophilus masing-masing dibiakan intern susu secara terpisah. Lantas biakan dicampur bila sudah siap dipakai. Bila inokulum dicampur langsung, satu dari sekian banyaknya bibit Suka mayoritas serta menekan pertumbuhan bibit lain-lainnya. Bagi atau bisa juga dikatakan buat membuat bibit/ starter yoghurt merupakan sebai berikut: Siapkan susu segar 500 ml serta masukkan ke intern dua gelas ukur yng masing-masing berisi 250 ml, lantas dipasteurisasi pada suhu 60-65oC selama 30 menit. Angkat gelas ukur serta turunkan suhu selaku 45oC. Inokulasi yang dengannya bakteri Steptococcus thermophillus pada gelas ukur pertama serta Lactobacillus bulgarius pada gelas ukur kedua masing-masing sebanyk 3% dari volume bahan baku. Simpen intern ruangan bersuhu 25-27oC (suhu kamar) selama 24 jam.
Starter induk bisa diperbanyak yang dengannya menambahkan 450 ml susu segar yng sudah disterilisasi ke intern 50 ml starter induk (ataupun 10% dari volume susu yng dibuat). Campur sampai homogen serta Simpen intern ruangan bersuhu 25-27oC (suhu kamar) selama 24 jam. Pada era 24 jam (terlaksana penggumpalan) susu disimpan pada suhu refrigerasi.
Sumber : Chandan R. C. serta K. M. Shahani, 1993. Yogurt. In: Dairy Science and Technology Handbook. 2. Product Manufacturing. Y. H. Hui, Ed. VCH, Pub., Inc., USA. Susilorini, T. E. serta M. E. Sawitri, 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya. Depok. Jawa Barat.
Kultur starter yogurt ataupun biasa disebut starter merupakan sekumpulan mikroorganisme yng dipakai intern produksi biakan ataupun budidaya intern pengolahan susu semisal yogurt ataupun keju. Kultur yoghurt menyimpan peranan penting intern proses fermentasi susu. Kualitas hasil akhir yoghurt Amat dipengaruhi oleh komposisi serta preparasi kultur starter. Yoghurt srndiri yaitu yang dibuat olahan susu dari hasil fermentasi kedua dari Bakteri Asam Laktat (BAL) menjdai starter, yaitu Streptococcus thermophilus serta Lactobacillus bulgaricus yng hidup bersimbiosis. Lama proses fermantasi mau berakibat pada turunnya pH yoghurt yang dengannya rasa asam yng khas, selain itu diperoleh asam asetat, asetal dehid, serta bahan lain yng gampang menguap. Komposisi yoghurt secara umum merupakan protein 4-6%, lemak 0,1-1%, laktosa 2-3%, asam laktat 0,6-1,3%, pH 3,8-4,6% (Susilorini serta Sawitri, 2007)
Starter yogurt bisa diperoleh dari konsentrat kultur beku yng disediakan secara komersial perincian atau bisa juga dikatakan buat industri. Konsentrat kultur beku yang telah di sebutkan umumnya bisa disimpan pada tempat pembekuan yang dengannya suhu –40oC menjdai persediaan perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan starter yogurt. Starter yogurt memrupakan bagian penting perincian atau bisa juga dikatakan buat memproduksi yogurt yng menyimpan kualitas tinggi, menjadikan butuh disediakan tempat perincian atau bisa juga dikatakan buat preparasi kultur yang telah di sebutkan yng memberi jaminan tak terjadinya kontaminasi. Media substrat yng dipakai Perlu bebas dari antibiotik serta menyimpan kandungan 10 sampai 12% non fat dry milk pada kondisi cair. Periode inkubasi perincian atau bisa juga dikatakan buat pembuatan starter yogurt selama 4 sampai 6 jam yang dengannya suhu 43oC serta fermentasi diakhiri disaat kadar asam laktat tercapai 0,85 sampai 0,90%. Rasio perbandingan kultur bakteri Streptococcus thermophilus serta Lactobacillus bulgaricus merupakan 1:1 (Chandan serta Shahani, 1994).
Pembuatan bibit perincian atau bisa juga dikatakan buat yoghurt di lakukan secara bertahap. Pertama Lactobacillus bulgaricus maupun Streptococcus thermophilus masing-masing dibiakan intern susu secara terpisah. Lantas biakan dicampur bila sudah siap dipakai. Bila inokulum dicampur langsung, satu dari sekian banyaknya bibit Suka mayoritas serta menekan pertumbuhan bibit lain-lainnya. Bagi atau bisa juga dikatakan buat membuat bibit/ starter yoghurt merupakan sebai berikut: Siapkan susu segar 500 ml serta masukkan ke intern dua gelas ukur yng masing-masing berisi 250 ml, lantas dipasteurisasi pada suhu 60-65oC selama 30 menit. Angkat gelas ukur serta turunkan suhu selaku 45oC. Inokulasi yang dengannya bakteri Steptococcus thermophillus pada gelas ukur pertama serta Lactobacillus bulgarius pada gelas ukur kedua masing-masing sebanyk 3% dari volume bahan baku. Simpen intern ruangan bersuhu 25-27oC (suhu kamar) selama 24 jam. Starter induk bisa diperbanyak yang dengannya menambahkan 450 ml susu segar yng sudah disterilisasi ke intern 50 ml starter induk (ataupun 10% dari volume susu yng dibuat). Campur sampai homogen serta Simpen intern ruangan bersuhu 25-27oC (suhu kamar) selama 24 jam. Pada era 24 jam (terlaksana penggumpalan) susu disimpan pada suhu refrigerasi.
Sumber : Chandan R. C. serta K. M. Shahani, 1993. Yogurt. In: Dairy Science and Technology Handbook. 2. Product Manufacturing. Y. H. Hui, Ed. VCH, Pub., Inc., USA. Susilorini, T. E. serta M. E. Sawitri, 2007. Produk Olahan Susu. Penebar Swadaya. Depok. Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar