TINGKAT MORTALITAS PADA AYAM BROILER
TINGKAT MORTALITAS PADA AYAM BROILER menjelma pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penjelasan mengutip. Beberapa penjelasan lainnya bisa kalian dapatkan disini serta baik.
Mortalitas maupun kematian yakni adil satu dari sekian banyaknya aspek yng mampu memberi pengaruh kesuksesan bisnis peternakan ayam. Tingkat kematian yng tinggi pada ayam broiler kerap terlaksana pada periode awal maupun starter atau makin rendah pada periode akhir maupun finisher. Angka mortalitas diperoleh dari perbandingan jumlah ayam yng mati yang dengannya jumlah ayam yng dipelihara (Lacy serta Vest, 2000).Tingkat kematian ataupun mortalitas dipengaruhi oleh separuh fakor, jarak lain bobot badan, bangsa, jenis ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi perlengkapan serta sangkar serta pun penyakit (North serta Bell, 1990).
Kematian pada temperatur yng tinggi mampu mencapai 30% dari total populasi (Tarmudji, 2004). Fairchild serta Lacy (2006) membuat laporan peranan dari system ventilasi pada pemeliharaan ayam broiler yaitu perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengurangi jumlah amoniak yng mampu mengganggu produksi. aspek penyakit Amat kian banyak didominasi menjdai pemicu kematian utama ayam broiler. Retno (1998) menerangkan andai penyakit CRD ini mampu menaikan kepekaan terhadap infeksi Escheria coli, Infectius Bronchitis (IB), atau Newcastle Desease (ND). Pemberian vaksin serta obat - obatan atau sanitasi kira-kira sangkar butuh di lakukan buat menekan tingkat kematian.
Pemeliharaan ayam broiler dinyatakan sukses bila nomor kematian secara keseluruhan kagak kian dari 5%. Angka kematian minggu kesatu sepanjang periode pertumbuhan tak boleh kian dari 1%, kematian pada minggu selanjutnya Perlu relatif rendah sampai-sampai hari akhir minggu yang telah di sebutkan atau terus internal keadaan konstan sampai-sampai berakhirnya periode pertumbuhan. Faktor - faktor yng memberi pengaruh persentase kematian jarak lain yakni bobot badan, strain, jenis ayam, iklim, kebersihan lingkungan atau penyakit.
Jin et al. (1996) menerangkan andai penambahan probiotik internal ransum ayam pedaging bisa menaikan daya tahan tubuh menjadikan mortalitas rendah. Selanjutnya Gsianturi (2002) menambahkan probiotik bisa menghasilkan antibiotik alami yng membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, serta menaikan kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik Zinc bacitracin bisa menurunkan tingkat kematian ayam broiler sebesar 2,5% (Mujiasih, 2001). Solusinya buat menekan nomor mortalitas jarak lain yakni melangsungkan pengelolaan manajemen secara baik, mempergunakan bibit ayam yng kagak jelek alias bagus, memberikan ransum yng bermutu atau internal jumlah yng memadai, sampai-sampai pemberian vaksin maupun obat-obatan sesuai dosis yng dibutuhkan ternak ayam.
Sumber: Fairchild, B. and M. Lacy. 2006. How to control growth to improve economic results. http://www.cobb-vantress.com. Gsianturi. 2002. Probiotik serta prebiotik perincian atau bisa juga dikatakan perincian kebugaran atau kesehatan. http://www.gizi.net/arsip/arc0-2002.html. Jin LJ, Ho YW, Abdullah N, Ali MA, Jalaludin S. 1996. Effect of adderent Lactobacillus spp. On in vitro adherence of Salmonella to the intestinal epithelial cells chickens. J Appl Bacteriol 81:201-206. Lacy, M. & L. R. Vest. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler : A Guide for Growers. Springer Science and Business Media Inc, New York. Mujiasih. 2001. Performa ayam broiler yng diberi antibiotik Zinc bacitracin, probiotik Bacillus sp. serta aneka macam level Saccharomyces cerevisiae internal ransumnya. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Van Nostrand. Reinhold, New York. Retno, F. D. 1998. Penyakit-Penyakit Penting Pada Ayam. Edisi 4. Bandung. Tarmudji, 2004.Bila Busung Perut menyerang Ayam. Balitvet, Bogor.
Mortalitas maupun kematian yakni adil satu dari sekian banyaknya aspek yng mampu memberi pengaruh kesuksesan bisnis peternakan ayam. Tingkat kematian yng tinggi pada ayam broiler kerap terlaksana pada periode awal maupun starter atau makin rendah pada periode akhir maupun finisher. Angka mortalitas diperoleh dari perbandingan jumlah ayam yng mati yang dengannya jumlah ayam yng dipelihara (Lacy serta Vest, 2000).Tingkat kematian ataupun mortalitas dipengaruhi oleh separuh fakor, jarak lain bobot badan, bangsa, jenis ayam, iklim, kebersihan lingkungan, sanitasi perlengkapan serta sangkar serta pun penyakit (North serta Bell, 1990).
Kematian pada temperatur yng tinggi mampu mencapai 30% dari total populasi (Tarmudji, 2004). Fairchild serta Lacy (2006) membuat laporan peranan dari system ventilasi pada pemeliharaan ayam broiler yaitu perincian atau bisa juga dikatakan perincian mengurangi jumlah amoniak yng mampu mengganggu produksi. aspek penyakit Amat kian banyak didominasi menjdai pemicu kematian utama ayam broiler. Retno (1998) menerangkan andai penyakit CRD ini mampu menaikan kepekaan terhadap infeksi Escheria coli, Infectius Bronchitis (IB), atau Newcastle Desease (ND). Pemberian vaksin serta obat - obatan atau sanitasi kira-kira sangkar butuh di lakukan buat menekan tingkat kematian.
Ayam Mati |
Jin et al. (1996) menerangkan andai penambahan probiotik internal ransum ayam pedaging bisa menaikan daya tahan tubuh menjadikan mortalitas rendah. Selanjutnya Gsianturi (2002) menambahkan probiotik bisa menghasilkan antibiotik alami yng membantu keutuhan mukosa usus, proses metabolisme, serta menaikan kekebalan tubuh. Penggunaan antibiotik Zinc bacitracin bisa menurunkan tingkat kematian ayam broiler sebesar 2,5% (Mujiasih, 2001). Solusinya buat menekan nomor mortalitas jarak lain yakni melangsungkan pengelolaan manajemen secara baik, mempergunakan bibit ayam yng kagak jelek alias bagus, memberikan ransum yng bermutu atau internal jumlah yng memadai, sampai-sampai pemberian vaksin maupun obat-obatan sesuai dosis yng dibutuhkan ternak ayam.
Sumber: Fairchild, B. and M. Lacy. 2006. How to control growth to improve economic results. http://www.cobb-vantress.com. Gsianturi. 2002. Probiotik serta prebiotik perincian atau bisa juga dikatakan perincian kebugaran atau kesehatan. http://www.gizi.net/arsip/arc0-2002.html. Jin LJ, Ho YW, Abdullah N, Ali MA, Jalaludin S. 1996. Effect of adderent Lactobacillus spp. On in vitro adherence of Salmonella to the intestinal epithelial cells chickens. J Appl Bacteriol 81:201-206. Lacy, M. & L. R. Vest. 2000. Improving Feed Convertion in Broiler : A Guide for Growers. Springer Science and Business Media Inc, New York. Mujiasih. 2001. Performa ayam broiler yng diberi antibiotik Zinc bacitracin, probiotik Bacillus sp. serta aneka macam level Saccharomyces cerevisiae internal ransumnya. Skripsi. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. North, M.O. and D.D. Bell. 1990. Commercial Chicken Production Manual. 4th Edition. Van Nostrand. Reinhold, New York. Retno, F. D. 1998. Penyakit-Penyakit Penting Pada Ayam. Edisi 4. Bandung. Tarmudji, 2004.Bila Busung Perut menyerang Ayam. Balitvet, Bogor.
Komentar
Posting Komentar