PENYAKIT SCABIES PADA TERNAK

PENYAKIT SCABIES PADA TERNAK seperti pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi keterangan mencabut. Beberapa keterangan lainnya bisa kalian dapatkan disini serta baik.
Scabies ataupun kudis merupakan satu dari sekian banyaknya penyakit yng Suka dijumpai pada kambing yng penyebabnya yaitu oleh tungau Sarcoptes scabiei varian hominis yng memicu dermatitis gatal yng parah. Penjabaran dari tungau yang telah di sebutkan merupakan menjdai berikut : 1. Kingdom : Animalia 2. Filum : Arthropoda 3. Kelas : Arachnida 4. Ordo : Acarina 5. Sub-ordo : Sarcoptiformes 6. Famili : Sarcoptidae 7. Genus : Sarcoptes 8. Spesies : Sarcoptes scabies 9. Varietas : caprae Bentuk morfologi tungau Sarcoptes scabies cenderung bulat ataupun oval. Sedangkan ukurannya Amat bervariasi yakni berkisar sela 380-270 μm perincian atau bisa juga dikatakan kepada tungau betina, serta 220- 170 μm perincian atau bisa juga dikatakan kepada jantan (Flynn, 1973). Sementara itu Soulsby (1982) menyatakan tungau betina bisa mencapai ukuran 330-600 μm x 250-400 μm sedangkan yng jantan 200-240 μm x 150-200 μm. Yang dengannya demikian, dari ukurannya bisa diketahui bahwasanya tungau betina cenderung punya ukuran tubuh yng makin besar dibanding yang dengannya tungau jantan. Siklus hidup tungau berlangsung pada tubuh inang, terdiri buat sejumlah tahapan yakni telur, larva, deutonimfa serta bentuk cukup umur jantan ataupun betina. Tungau jantan berpapasan yang dengannya tungau betina pada permukaan yng normal dari epidermis kulit (Williams et al., 1985). Siklus hidup Sarcoptes dimulai dari tungau betina cukup umur, sesudah dibuahi maka sarcoptes bakal tiba membuat lubang ataupun terowongan di bawah permukaan kulit perincian atau bisa juga dikatakan kepada meletakkan telurnya, sekalian pun membuang kotorannya di terowongan yang telah di sebutkan. Panjang terowongan mampu mencapai 3 cm serta dibatasi intern lapisan epidermis kulit. 4 - 5 hari lantas tiba bertelur serta meletakkan 3 - 5 butir telur per hari intern terowongan yang telah di sebutkan sampai jumlahnya mencapai 40 - 50 telur. Tungau betina ini bisa mengeluarkan telur sebanyk 90 butir sepanjang siklus hidupnya. Sesudah meletakkan telur-telurnya, tungau betina bakal mati. Umur tungau betina cuma mencapai tak makin dari 3 - 4 minggu. Sedangkan tungau jantan mati sesudah kopulasi (Oktora, 2009) Telur bakal berada di terowongan sela 3 - 10 hari sesudah itu menetas seperti larva berukuran 215 x 156 μm yng punya tiga pasang kaki. Larva bisa tinggal intern terowongan, ataupun bermigrasi ke luar pada daerah sekitarnya perincian atau bisa juga dikatakan kepada mencari makanan, lantas kembali serta menggali kulit makin intern perincian atau bisa juga dikatakan kepada membuat tempat moulting (moulting pocket) seperti tahap nimfa (Kelly, 1977). Nimfa punya empat pasang kaki bakal tetapi organ kelaminnya belum berkembang. Nimfa berukuran 220 x 195 μm (Flynn, 1973; Soulsby, 1982). Sesudah 2 - 3 hari larva bakal seperti nimfa yng menyimpan 2 bentuk, jantan ataupun betina yang dengannya 4 pasang kaki. Selanjutnya nimfa bakal tumbuh seperti parasit cukup umur intern kurun waktu 2 minggu. Seluruh siklus hidupnya tiba dari telur sampai bentuk cukup umur memerlukan waktu sela 8 - 12 hari (Oktora, 2009). Siklus ini bakal berulang kembali sepanjang tungau yang telah di sebutkan masih hidup. Siklus hidup penuh dari tungau sejak fase telur sampai yang dengannya tungau cukup umur penuh merupakan 17 - 21 hari (Urquhart et al, 1987). Tungau mampu bertahan hidup di luar tubuh inang 2-6 hari pada suhu ruangan, serta mampu bertahan hidup sampai-sampai 22 hari pada lingkungan yng enggak banyak lembab. Penyakit scabies ini pun gampang menular dari kita-kita ke kita-kita , dari hewan ke kita-kita serta sebaliknya. Scabies gampang menyebar baik secara langsung menggunakan sentuhan langsung yang dengannya penderita maupun secara enggak langsung menggunakan pakaian, seprei, handuk, bantal, minuman yng masih terdapat kutu Sarcoptesnya. Penyakit ini merupakan satu dari sekian banyaknya penyakit menular yng Suka didapati. Ditandai adanya radang pada kulit yang dengannya disertai keropeng serta pun rontoknya bulu pada daerah yng terserang penyakit. Scabies menyebar yang dengannya gampang menggunakan kontak langsung, serta aneka macam media penularan yng ada di sangkar. Penyakit scabies bisa memicu kerugian yng besar akibat penurunan berat badan, penurunan produksi daging, kualitas kulit serta gangguan kebugaran atau kesehatan masyarakat serta penurunan harga jual kambing sampai 1/3 harga normal. Kambing scabies yng tak diobati mampu mengalami kematian intern tiga bulan. Selain kerugian ekonomis yang telah di sebutkan, penyakit ini pun Amat merugikan lantaran bersifat zoonosis yakni penyakit ternak yng mampu menyerang kita-kita. Parasit Tungau penyebab scabies sesudah menginfeksi ternak lantas bakal menembus kulit, menghisap cairan limfe serta pun memakan sel se epidermis pada hewan. Penyakit scabies ini bakal memicu rasa gatal yng luar biasa menjadikan kambing ataupun ternak yng terserang bakal menggosokkan badannya ke sangkar. Jenis penyakit ini makin digosok maupun digaruk maka bakal seperti makin gatal. Eksudat yng diperoleh oleh penyakit gudik bakal merembes keluar kulit lantas mengering membentuk sisik di permukaan kulit. Sisik ini bakal menebal serta selanjutnya terlaksana keratinasi serta proliferasi jaringan ikat. Daerah kadar yng terinfeksi parasit bakal seperti berkerut serta tak rata. Rambut kulit pada daerah ini bakal seperti jarang malah hilang. Penyakit ini Suka terlaksana pada kambing muda, kambing yng sedang bunting serta kambing perah. Ada sejumlah jenis penyakit scabies, sela lain aalah : 1. Scabies pada ternak bersih (scabies of cultivated) Scabies pada ternak bersih ditandai yang dengannya lesi berupa papul serta terowongan yng enggak banyak jumlahnya menjadikan Amat sukar didapati. 2. Scabies inconigto Scabies inconigto umumnya muncul pada scabies yng diobati yang dengannya kortikosteroid menjadikan gejala serta tanda klinis membaik namun, tungau tetap ada serta tetap mampu terlaksana penularan. Scabies inconigto Suka pun menunjukan gejala klinis yng tak biasa, lesi yng luas serta mirip penyakit lain. 3. Scabies nodular Pada scabies nodular terdapat lesi berupa nodus coklat kemerahan yng gatal. Nodus umumnya terdapat di bagian tertutup, makin-makin pada genitalia jantan, inguinal, serta aksila. Nodus ini timbul akibat reaksi hipersensitivitas terhadap tungau scabies. Pada nodus yng berumur makin dari 1 bulan tungau jarang didapati. Nodus bisa bisa bermukim selama sejumlah bulan sampai satu tahun meskipun telah diberi pengobatan anti scabies serta kortikosteroid. 4. Scabies yng ditularkan menggunakan hewan Semisal di Amerika, sumber utama fenomena scabies umumnya ditularkan oleh hewan yakni asu. Kelainan ini berbeda yang dengannya scabies kita-kita yakni tak terdapat terowongan, tak menyerang sela jari serta genitalia eksterna. Lesi umumnya terlaksana di daerah dimana orang-orang Suka kontak/memeluk binatang kesayangannya, yakni perut, dada, paha, serta lengan. Masa inkubasi makin pendek serta transmisi makin gampang. Kelainan ini bersifat tengah (4-8 minggu) serta bisa sembuh lantaran Sarcoptes scabiei var. binatang tak bisa melanjutkan siklus hidupnya pada tubuh kita-kita. 5. Scabies Norwegia Scabies Norwegia ataupun biasa disebut yang dengannya scabies krustosa ditandai yang dengannya lesi yng luas yang dengannya krusta, skuama generalisata serta hyperkeratosis yng tebal. Tempat predileksi umumnya kulit kepala yng berambut, pendengaran bokog, siku, lutut, telapak tangan serta kaki yng bisa disertai distrofi kuku. Rasa gatal pada scabies Norwegia tak menonjol namun scabies bentuk ini Amat menular lantaran jumlah tungau yng menginfestasi Amat enggak kecil (ribuan). Bentuk ini terlaksana akibat defisiensi imunologik menjadikan system imun tubuh gagal memberikan batas proliferasi tungau menjadikan bisa berkembang biak yang dengannya gampang. A. Faktor-faktor Penyebab Penyakit Scabies Didasari penelitian yng sudah di lakukan Hartati (2001), diperoleh sejumlah faktor penyebab penyakit scabies, yakni : 1. Tipe Sangkar Tipe sangkar yng dipakai di kelompok peternak kambing yng terserang scabies umumnya merupakan tipe koloni. Pengertiannya satu sangkar dipakai perincian atau bisa juga dikatakan kepada sejumlah ekor kambing yng akibatnya andai ada kambing yng terinfeksi penyakit scabies maka bakal cepat menular ke kambing lain yng berada di sangkar terseebut secara kontak langsung. 2. Sanitasi sangkar serta lingkungan yng enggak makin baik Sangkar terlihat kura ng mendapatkan sinar matahari, akibatnya keadaan sangkar lembab. Tempat yng lembab bisa memicu tungau bisa bertahan hidup makin dari 30 hari. 3. Kambing yng sakit tak diisolasi dari hewan yng sehat perincian atau bisa juga dikatakan kepada mencegah penyebaran penyakir yng makin luas. 4. Adanya vektor penyebar penyakit Disekitar sangkar terlihat adanya lalat serta nyamuk. Serangga hal yang telah di sebutkan bisa memicu perpindahan tungau dari satu tempat ke tempat yng lain-lainnya, menjadikan terlaksana penularan penyakit scabies dari hewan yng terinfeksi ke hewan lain yng sehat. 5. Suhu yng rendah serta curah hujan yng tinggi Suhu lingkungan yng rendah di lokasi sangkar memicu kelembaban yng tinggi, menjadikan seperti tempat yng Amat baik perincian atau bisa juga dikatakan kepada pertumbuhan tungau. B. Gejala Klinis Yng Dialami Ternak Kambing Akibat Terserang Penyakit Scabies Ciri khas dari scabies merupakan gatal-gatal hebat, yng umumnya makin memburuk pada malam hari. Penyakit ini memicu kerusakan pada kulit makin-makin di daerah muka serta pendengaran. Daerah yng terinfeksi bakal mengalami iritasi yng hebat menjadikan hewan bakal menggaruk, akibatnya kulit seperti terkelupas serta memicu kulit luka serta leccet-lecet (Solusby, 1982). Pada liang pendengaran umumnya dijumpai lepuh yng bernanah. Selanjutnya kulit bagian terluar terlihat menebal, berkerut, serta terdapat keropeng diatasnya. Pada daerah-daerah ini umumnya bulu—bulunya telah melepas menjadikan terlihat gundul. Gambar Gejala klinis pada kambing yng terserang scabies Gejala lain yng ditunjukkan kambing merupakan kambing menggesek-gesekan daerah yng gatal ke tiang sangkar ataupun ke pohon-pohon, menggaruk-garuk serta menggigit kulitnya secara terus-menerus. Hewan bakal seperti kurus serta andai tak segera diobati maka bakal menghasilkan kematian. Gejala rusaknya kulit umumnya didapati di sela-sela kuku kaki, pergelangan tangan, siku, ketiak, di kadar ambing, serta bagian bawah anus. Infeksi diikuti yang dengannya pembentukan papula ataupun vesikula, disertai yang dengannya perembesan cairan limfe. Pendapat dari Kertayadna et al. (1982), pada kambing yng terinfeksi bakal terlihat lesu, tida menyimpan nafsu makan, kulit nampak menebal, turgor kulit enggak bagus, bulu rontok, gatal-gatal, hyperemy pada selaput lendir mulut, terdapat lepuh pada mukosa mulut serta terlaksana conjungtivitas. Ternak lain yng dipelihara intern sangkar yng percis cenderung ditulari serta memperlihatkan gejala ketidaktenangan (Subronto, 2008). C. Pencegahan serta Pengobatan Penyakit Scabies Pada Ternak Kambing 1. Pencegahan Pendapat dari Direktorat Kebugaran atau kesehatan Hewan (1986), pencegahan penyakit scabies bisa di lakukan yang dengannya melaksanakan hal-hal menjdai berikut : a. Memelihara sanitasi sangkar serta lingkungan hewan. Hewan Perlu ditempatkan di sangkar yng bersih serta cukup yang dengannya cahaya matahari menjadikan tak lembab, lantaran keadaan yng kotor serta lembab bakal membuat mudah penyebaran penyakit serta memicu jumlah populasi tungau meningkat. b. Pemberian pakan serta minum yng cukup serta perawatan kebugaran atau kesehatan yang dengannya tujuan agar ternak punya daya tahan tuduh yng baik. Satu dari sekian banyaknya faktor predisposisi penyakit scabies merupakan kondisi hewan yng enggak bagus (Kettle, 1984). Bagi atau bisa juga dikatakan kepada mencegah timbulnya serta menyebarnya penyakit ini, Perlu diusahakan agar kondisi hewan selalu intern keadaan baik. c. Karantina kambing pertama kali serta kambing yng di kenai scabies Kambing-kambing yng pertama kali dibeli dari luar Perlu dikarantina berlebi dahulu, sampai diketahui bebas ataupun tidaknya kambing dari penyakit scabies. (Manurung, 1992). Karantina pun Perlu di lakukan pada kambing yng terserang scabies. Langkah yang telah di sebutkan di lakukan perincian atau bisa juga dikatakan kepada mencegah penjalaran penyakit. Seluruh perkakas-perkakas yng berhubungan yang dengannya hewan sakit dimusnahkan terutan perincian atau bisa juga dikatakan kepada perkakas-perkakas yng bisa dibakar (Soulsby, 1982). Lantas hewan yang telah di sebutkan Perlu diobati sampai sembuh. d. Pengawasan penggembalaan Kontak fisik sela kambing sehat yang dengannya kambing yng terkna scabies serta kontak yang dengannya aneka macam objek semisal perlengkapan serta sangkar yng tercemar oleh tungau bisa memicu terjadinya penularan penyakit dari hewan yng di kenai scabies kepada hewan yng sehat. Bagi atau bisa juga dikatakan kepada mencegah hal yang telah di sebutkan, Perlu dihindarkan penggembalaan hewan bersama-sama yang dengannya hewan yng menderita kudis ataupun penggembalaan pada bekas tempat penggembalaan hewan penderita. 2. Pengobatan a. Pengobatan Medis Pengobatan bisa di lakukan yang dengannya injeksi (suntik) Ivermectin (Ivomec: nama yang diproduksi dagang). Dosis yng diberikan umunya 1 ml perincian atau bisa juga dikatakan kepada 20 kg bobot kambing. Pemberian dosis injeksi Perlu dikonsultasikan yang dengannya dokter hewan. Injeksi diulang 10-14 hari lantas dari injeksi yng pertama. Masa 10-14 hari merupakan waktu yng diharapkan perincian atau bisa juga dikatakan kepada sebuah telur tungau Sarcoptes scabies yng bisa masih tersisa perincian atau bisa juga dikatakan kepada menetas. Ivomec biasanya dijual intern kemasan 50 ml/botol. Catatan: Ivomec tak boleh diberikan kambing yng bunting lantaran bisa memicu keguguran. Selain itu Ivomec pertama kali mampu diberikan pada kambing diatas umur 2 bulan. b. Pengobatan tradisional Selain pengobatan medis komersial, pengobatan tradisional pun bisa di lakukan. Beberapa pengobatan tradisional bisa di lakukan pada kasus ternak yng terserang penyakit scabies ringan maupun parah. Pengobatan kasus ringan bisa mempergunakan oli bekas + belerang + minyak kelapa (minyak goreng), dimasak lalu didinginkan ataupun yang dengannya ramuan mempergunakan bahan yang dengannya komposisi 97 ml oli bekas + 3 ml cuka 3% + 5 siung bawang merah.. Bagi atau bisa juga dikatakan kepada kasus yng parah bisa mempergunakan 2 liter minyak goreng + Decis (obat serangga perincian atau bisa juga dikatakan kepada tanaman / insektisida) 50 ml + oli bekas 50 ml. Pada kasus yng parah dimana kudis telah menyerang seluruh tubuh kambing, ramuan ini diberikan 2 minggu (14 hari sekali). Dalam satu bulan kambing yang telah di sebutkan sembuh total dari kudisnya. Kambing sebaiknya dimandikan yang dengannya sabun sampai bersih sebelum di lakukan pengobatan. Sesudah dimandikan kambing dijemur sampai kering. Ramuan diatas dioleskan ataupun diaplikasikan pada bagian yng terinfeksi. Hindari kontak yang dengannya perkakas penglihat kambing. Sesudah diobati kambing diisolasi di sangkar tersendiri. Pengobatan yang dengannya Ivomec bakal memberikan efek makin cepat daripada mempergunakan pengobatan secara tradisional. Akan tetapi pengobatan tradisional bisa seperti pengganti perincian atau bisa juga dikatakan kepada menggantikan ketiadaan Ivomec. Bagi atau bisa juga dikatakan kepada kasus ringan, biaya pengobatan tradisional makin murah dibandingkan Ivomec yng cukup enggak murah. Ivomec punya pantangan-pantangan semisal yng sudah dijelaskan diatas. Pengobatan yng biasa di lakukan oleh dokter hewan yakni yang dengannya ivermectin, neguvon ataupun asuntol. Ivermectin yang dengannya dosis yng benar, baik injeksi (suntikan) maupun per oral (minum) bisa membunuh tungau sarcoptic pada kambing. Pengobatan yang dengannya injeksi maupun per oral Perlu terus-menerus agar pengobatan benar-benar tuntas. Ivermectin bisa pun diberikan kepada ternak semisal kambing yang dengannya dosis 1 ml perincian atau bisa juga dikatakan kepada setiap 20kg berat badan. Satu dari sekian banyaknya merek dagang ivermectin merupakan ivomec. Obat-obatan yang telah di sebutkan sejauh ini relatif sulit didapat di pasar serta cenderung enggak murah perincian peternak perincian atau bisa juga dikatakan kepada mampu menyediakannya setiap era. Pengganti lain yng mampu di lakukan merupakan yang dengannya mencukur bulu disekitar daerah yng di kenai scabies, lantas area luka dicuci yang dengannya minuman Anget serta lantas diolesi sulfur zalf(salep belerang) ataupun scabisid salep pada daerah yng di kenai scabies. Andai tingkat infeksi belum terlalu parah, obat ini umumnya bisa menyembuhkan scabies pada sejumlah jenis hewan salah satunya kelinci (Disnak Provinsi Jawa Barat, 2011). Obat sejenis yng bisa dipakai unutk pengobatan penyakit scabies yaitu selamectin serta amitraz. Selamectin bisa diaplikasikan intern bentuk obat tetes sebulan sekali. Sedangkan Amitraz diaplikasikan langsung di kulit setiap minggu yang dengannya cara dimandikan ataupun disikat. Pengobatan oral ataupun topikal semisal yng disebut diatas belum cukup. Pengobatan yang telah di sebutkan sebaiknya dilengkapi yang dengannya pengobatan yng sesuai yang dengannya kondisi hewan bersangkutan semisal: a. Antibiotik : perincian atau bisa juga dikatakan kepada mencegah infeksi pada luka akibat garukan b. Kortikosteroid jangka pendek : perincian atau bisa juga dikatakan kepada mengurangi rasa gatal c. Vitamin perincian atau bisa juga dikatakan kepada menaikan kondisi secara umum serta daya tahan Pada prinsipnya, pengobatan secara menyeluruh baik terhadap individu ternak yng sakit maupun terhadap sumber penyebabnya, yaitu tungau, Perlu di lakukan secara simultan menjadikan pengobatan mampu benar-benar tuntas. Akan tetapi andai ditinjau dari runutan awal terjadinya penyakit, maka penanggulangan awal paling baik merupakan segera membasmi tungau begitu diketahui bahwasanya ternak tiba terinfeksi.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLAPSUS UTERI (BROYONG) PADA TERNAK

CARA PEMOTONGAN KUKU (HOOVES TRIMMING) PADA TERNAK

LAPORAN PRAKTIKUM SELEKSI TERNAK KAMBING