PENYAKIT ND (NEWCASTLE DISEASE/ TETELO)
PENYAKIT ND (NEWCASTLE DISEASE/ TETELO) selaku pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi penerangan mencabut. Beberapa penerangan lainnya bisa kalian dapatkan disini pada baik.
Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit yng Amat menular, yang dengannya nilai kematian yng tinggi, penyebabnya yaitu oleh virus genus paramyxovirus yang dengannya famili paramyxoviridae. Nama lain jatah atau bisa juga dikatakan buat ND merupakan tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket, Pneumoencephalitis serta Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang menjdai satu dari sekian banyaknya penyakit penting pada bagian perunggasan. Fenomena wabah penyakit ND seringkali terlaksana pada kelompok ayam yng tak menyandang kekebalan ataupun pada kelompok yng menyandang kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi ataupun lantaran kegagalan program vaksinasi. Kerugian yng ditimbulkan oleh penyakit ND jarak lain berupa kematian ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan serta penurunan berat badan pada ayam pedaging. Penyakit tetelo penyebabnya yaitu oleh virus yng berukuran 100-250 nm, yng tersusun dari Asam Inti Ribonukleat (ARN) ataupun Suka disebut Ribonucleic Acid (RNA), protein serta lemak. Virus ini salah satunya internal Famili Paramyxoviridae yang dengannya genera Genus Pneumovirus ataupun Genus Paramyxovirus (PMV). Penyakit ND (tetelo) menyerang unggas serta burung. Ayam ras, ayam kampung baik piaraan maupun yng liar Amat rentan, yng muda makin rentan daripada yng akil-balig serta menghasilkan mortalitas (kematian) tinggi, sedangkan jenis kelamin tak memberi pengaruh kerentanan ini (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
PENULARAN Penularan penyakit ND (tetelo) dari satu hewan ke hewan lain-lainnya menggunakan kontak, yang dengannya hewan sakit, skeresi, ekskresi dari hewan sakit atau pun bangkai penderita ND. Jalan penularan menggunakan perkakas pencernaan serta pernafasan, virus yng tercampur lendir ataupun virus yng ada internal feses serta urine tahan dua bulan malah internal keadaan kering tahan makin lama lagi. Demikian juga virus yng mencemari litter serta perlengkapan sangkar. Hal ini betul sumber penularan yng penting (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
GEJALA KLINIS Gejala penyakit ini bisa diamati menggunakan gejala pernafasan semisal bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap serta ngorok; gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) atau kepala serta leher terpuntir (torticoles) yng betul gejala khas penyakit ini. Lantas gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan kuranglebih indra penglihat serta leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau telah sembuh kualitas telurnya enggak bagus, warna abnormal, bentuk serta permukaannya abnormal serta putih telurnya encer. Hal ini penyebabnya yaitu oleh lantaran organ reproduksinya tak bisa normal kembali. Biasanya kematian bayi ayam serta ayam muda makin tinggi dibandingkan ayam tua.
DIAGNOSIS Bagi atau bisa juga dikatakan buat unggas yng terinfeksi ND merupakan yang dengannya melacak keberadaan antibodi pada serumnya. Metode yng dipergunakan merupakan metode Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA) serta Western Imunoblotting. Tatacaranya sampel darah diambil dari unggas yng tak pernah divaksinasi yang dengannya vaksin ND. Menjadikan, adanya antibodi ND pada sampel yng diperiksa menandakan bahwasanya unggas itu pernah terinfeksi virus ND bukan akibat vaksinasi. Darah diambil dari vena brachialis (vena di bagian sayap),mempergunakan dispossible syringe 2,5 CC yng dipakai sekali pakai. Darah ditampung internal sebuah tabung reaksi, didiamkan semalam pada lemari pendingin, lantas serum dijauhkan yang dengannya cara di centrifuge
PENCEGAHAN Tindakan vaksinasi betul langkah yng jitu menjdai upaya pencegahan terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yng secara umum diterapkan, yakni 1. Pada infeksi lentogenik ayam pedaging, dicegah yang dengannya pemberian vaksin aerosol ataupun tetes indra penglihat pada bayi ayam umur sehari yang dengannya mempergunakan vaksin Hitchner B1 serta dilanjutkan yang dengannya booster menggunakan larutan minum ataupun secara aerosol. 2. Pada infeksi lentogenik ayam pembibit bisa dicegah yang dengannya pemberian vaksin Hitchner B1 secara aerosol ataupun tetes indra penglihat pada hari ke-10. Vaksinasi selanjutnya di lakukan pada umur 24 hari serta 8 minggu yang dengannya vaksin Hitchner B1 ataupun vaksin LaSota internal larutan, diikuti yang dengannya pemberian vaksin emulsi multivalen yng diinaktivasi yang dengannya minyak pada umur 18 – 20 minggu. Vaksin multivalen ini bisa diberikan lagi pada umur 45 minggu, bergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit serta faktorfaktor lain yng berhubungan yang dengannya pemeliharaan. Tindakan pencegahan selain vaksinasi merupakan sanitasi. Hal-hal yng butuh diperhatikan, jarak lain : 1. Sebelum sangkar dipakai, sangkar dibersihkan lantas dilabur yang dengannya kapur yng dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi sangkar di lakukan secara fumigasi yang dengannya mempergunakan fumigant berupa formalin 1 – 2% serta KMnO4, yang dengannya perbandingan 1 : 5000. 2. Liter diupayakan tetap kering, bersih yang dengannya ventilasi yng baik. Bebaskan sangkar dari hewan-hewan vektor yng mampu mengalihkan virus ND. Sangkar diusahakan mendapatkan cukup sinar matahari. 3. Hindari penggunaan karung bekas (4) DOC Perlu bermula dari perusahaan pembibit yng bebas dari ND (5) di pintupintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik jatah atau bisa juga dikatakan buat perkakas transportasi maupun orang. (6) memberikan pakan yng cukup kuantitas maupun kualitas.
PENGENDALIAN Tindakan pengendalian jatah atau bisa juga dikatakan buat menekan penularan penyakit ND Amat diharapkan. Tindakan-tindakan yang telah di sebutkan, jarak lain meliputi: 1. Unggas yng mati lantaran ND Perlu dibakar ataupun dikubur. 2. Larangan mengeluarkan unggas, baik internal keadaan mati ataupun hidup jatah peternakan yng di kenai wabah ND, kecuali jatah atau bisa juga dikatakan buat kepentingan diagnosis. 3. Larangan menetaskan telur dari unggas penderita ND serta izin menetaskan telur Perlu dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit.
Newcastle Disease (ND) merupakan penyakit yng Amat menular, yang dengannya nilai kematian yng tinggi, penyebabnya yaitu oleh virus genus paramyxovirus yang dengannya famili paramyxoviridae. Nama lain jatah atau bisa juga dikatakan buat ND merupakan tetelo, pseudovogolpest, sampar ayam, Rhaniket, Pneumoencephalitis serta Tontaor furrens. Newcastle Disease dipandang menjdai satu dari sekian banyaknya penyakit penting pada bagian perunggasan. Fenomena wabah penyakit ND seringkali terlaksana pada kelompok ayam yng tak menyandang kekebalan ataupun pada kelompok yng menyandang kekebalan rendah akibat terlambat divaksinasi ataupun lantaran kegagalan program vaksinasi. Kerugian yng ditimbulkan oleh penyakit ND jarak lain berupa kematian ayam, penurunan produksi telur pada ayam petelur, gangguan pertumbuhan serta penurunan berat badan pada ayam pedaging. Penyakit tetelo penyebabnya yaitu oleh virus yng berukuran 100-250 nm, yng tersusun dari Asam Inti Ribonukleat (ARN) ataupun Suka disebut Ribonucleic Acid (RNA), protein serta lemak. Virus ini salah satunya internal Famili Paramyxoviridae yang dengannya genera Genus Pneumovirus ataupun Genus Paramyxovirus (PMV). Penyakit ND (tetelo) menyerang unggas serta burung. Ayam ras, ayam kampung baik piaraan maupun yng liar Amat rentan, yng muda makin rentan daripada yng akil-balig serta menghasilkan mortalitas (kematian) tinggi, sedangkan jenis kelamin tak memberi pengaruh kerentanan ini (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
PENULARAN Penularan penyakit ND (tetelo) dari satu hewan ke hewan lain-lainnya menggunakan kontak, yang dengannya hewan sakit, skeresi, ekskresi dari hewan sakit atau pun bangkai penderita ND. Jalan penularan menggunakan perkakas pencernaan serta pernafasan, virus yng tercampur lendir ataupun virus yng ada internal feses serta urine tahan dua bulan malah internal keadaan kering tahan makin lama lagi. Demikian juga virus yng mencemari litter serta perlengkapan sangkar. Hal ini betul sumber penularan yng penting (Balai Penyuluhan Pertanian, 2010).
GEJALA KLINIS Gejala penyakit ini bisa diamati menggunakan gejala pernafasan semisal bersin-bersin, batuk, sukar bernafas, megap-megap serta ngorok; gejala syaraf berupa sayap terkulai, kaki lumpuh (jalan terseret), jalan mundur (sempoyongan) atau kepala serta leher terpuntir (torticoles) yng betul gejala khas penyakit ini. Lantas gejala pencernaan meliputi diare berwarna hijau, jaringan kuranglebih indra penglihat serta leher bengkak, pada ayam petelur produksinya berhenti, kalau telah sembuh kualitas telurnya enggak bagus, warna abnormal, bentuk serta permukaannya abnormal serta putih telurnya encer. Hal ini penyebabnya yaitu oleh lantaran organ reproduksinya tak bisa normal kembali. Biasanya kematian bayi ayam serta ayam muda makin tinggi dibandingkan ayam tua.
DIAGNOSIS Bagi atau bisa juga dikatakan buat unggas yng terinfeksi ND merupakan yang dengannya melacak keberadaan antibodi pada serumnya. Metode yng dipergunakan merupakan metode Enzym Linked Immunosorbent Assay (ELISA) serta Western Imunoblotting. Tatacaranya sampel darah diambil dari unggas yng tak pernah divaksinasi yang dengannya vaksin ND. Menjadikan, adanya antibodi ND pada sampel yng diperiksa menandakan bahwasanya unggas itu pernah terinfeksi virus ND bukan akibat vaksinasi. Darah diambil dari vena brachialis (vena di bagian sayap),mempergunakan dispossible syringe 2,5 CC yng dipakai sekali pakai. Darah ditampung internal sebuah tabung reaksi, didiamkan semalam pada lemari pendingin, lantas serum dijauhkan yang dengannya cara di centrifuge
PENCEGAHAN Tindakan vaksinasi betul langkah yng jitu menjdai upaya pencegahan terhadap penyakit ND. Program vaksinasi yng secara umum diterapkan, yakni 1. Pada infeksi lentogenik ayam pedaging, dicegah yang dengannya pemberian vaksin aerosol ataupun tetes indra penglihat pada bayi ayam umur sehari yang dengannya mempergunakan vaksin Hitchner B1 serta dilanjutkan yang dengannya booster menggunakan larutan minum ataupun secara aerosol. 2. Pada infeksi lentogenik ayam pembibit bisa dicegah yang dengannya pemberian vaksin Hitchner B1 secara aerosol ataupun tetes indra penglihat pada hari ke-10. Vaksinasi selanjutnya di lakukan pada umur 24 hari serta 8 minggu yang dengannya vaksin Hitchner B1 ataupun vaksin LaSota internal larutan, diikuti yang dengannya pemberian vaksin emulsi multivalen yng diinaktivasi yang dengannya minyak pada umur 18 – 20 minggu. Vaksin multivalen ini bisa diberikan lagi pada umur 45 minggu, bergantung kepada titer antibodi kawanan ayam, resiko terjangkitnya penyakit serta faktorfaktor lain yng berhubungan yang dengannya pemeliharaan. Tindakan pencegahan selain vaksinasi merupakan sanitasi. Hal-hal yng butuh diperhatikan, jarak lain : 1. Sebelum sangkar dipakai, sangkar dibersihkan lantas dilabur yang dengannya kapur yng dibubuhi NaOH 2%. Desinfeksi sangkar di lakukan secara fumigasi yang dengannya mempergunakan fumigant berupa formalin 1 – 2% serta KMnO4, yang dengannya perbandingan 1 : 5000. 2. Liter diupayakan tetap kering, bersih yang dengannya ventilasi yng baik. Bebaskan sangkar dari hewan-hewan vektor yng mampu mengalihkan virus ND. Sangkar diusahakan mendapatkan cukup sinar matahari. 3. Hindari penggunaan karung bekas (4) DOC Perlu bermula dari perusahaan pembibit yng bebas dari ND (5) di pintupintu masuk disediakan tempat penghapus hamaan, baik jatah atau bisa juga dikatakan buat perkakas transportasi maupun orang. (6) memberikan pakan yng cukup kuantitas maupun kualitas.
PENGENDALIAN Tindakan pengendalian jatah atau bisa juga dikatakan buat menekan penularan penyakit ND Amat diharapkan. Tindakan-tindakan yang telah di sebutkan, jarak lain meliputi: 1. Unggas yng mati lantaran ND Perlu dibakar ataupun dikubur. 2. Larangan mengeluarkan unggas, baik internal keadaan mati ataupun hidup jatah peternakan yng di kenai wabah ND, kecuali jatah atau bisa juga dikatakan buat kepentingan diagnosis. 3. Larangan menetaskan telur dari unggas penderita ND serta izin menetaskan telur Perlu dicabut selama masih ada wabah ND pada perusahaan pembibit.
Komentar
Posting Komentar