Pengawetan Kulit Dengan Cara Pengeringan
Pengawetan Kulit Dengan Cara Pengeringan bagaikan pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi berita mencabut. Beberapa berita lainnya bisa kalian dapatkan disini seraya baik.
Pendahuluan
Pemanfaatan kulit ternak / hewan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kepentingan kita-kita itu berjalan searah yang dengannya perkembangan peradaban kita-kita. Keseluruhan yang diciptakan sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit sepantasnya yang diciptakan yng punya nilai ekonomis yng paling tinggi. Berat kulit pada sapi, kambing, serta kerbau punya pasaran 7-10% dari berat tubuh. Secara ekonomis kulit punya harga berkisar 10-15% dari harga ternak .
Potensi hasil ikutan berupa kulit di Indonesia masih Amat besar, hal ini penyebabnya yaitu masih sedikitnya industri besar yng mengelola secara intensif, kalaupun ada kapasitasnya belum mampu memenuhi permintaan pasar. Sebelum era krisis moneter, pihak pemerintah yang dengannya syarat tertentu masih mengizinkan industri-industri penyamakan kulit jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengimpor kulit mentah serta awetan dari luar negeri, yang dengannya maksud jatah atau bisa juga dikatakan jatah memenuhi kebutuhan bahan baku kulit intern negeri yng sepenuhnya belum mencukupi.
Akan tetapi demikian sejak dimulainya krisis moneter, pemerintah alhasil mengeluarkan suatu kebijakan jatah atau bisa juga dikatakan jatah melarang impor kulit mentah maupun kulit setengah jadi dari luar negeri yang dengannya alasan tingginya harga dasar barang (naik + 300-400%) serta pajak impor yng Perlu ditanggung oleh importir akibat fluktuasi rupiah oleh indra penglihat uang kikuk. Yang dengannya langkah kebijakan yang telah di sebutkan para pengusaha intern negeri tentunya Perlu menyediakan bahan mentah jatah atau bisa juga dikatakan jatah memenuhi kebutuhan intern negeri. Masalah yng timbul, apakah mutu kulit mentah maupun kulit awetan yng diperoleh oleh masyarakat di intern negeri telah memenuhi standar yng sesuai ataupun paling tak sudah mendekati standar kualitas yng sudah ditetapkan. Sebuah kejadian yng patut kita ingat bahwasanya pada era industri perkulitan mengalami kejayaan pesat, ekspor kulit samak (leather) sepantasnya sumber devisa negara non migas selain kayu, tekstil serta elektronik. Didasari gambaran yang telah di sebutkan, tentunya kagak kurang hal yng Perlu dikaji serta terpulang kepada, bagaimana perkembangan ilmu serta teknologi khususnya ilmu serta teknologi pengolahan kulit ke depan atau kualitas SDM peternakan yng dimiliki. Pada bagian-bagian selanjutnya hendak dikaji mengenai teknik penanganan serta pengolahan pada kulit.
Pemaparan
A. Teknologi Pengawetan pada Kulit Mentah Kulit secara histologi merupakan sepantasnya organ tubuh yng paling berat, dimana pada kita-kita meiliki berat kira-kira 16% dari berat tubuh serta pada ternak sendiri cuma berkisar 10%. Presentasi ini cukup bervariasi pada seputar jenis ternak, yaitu pada ternak sapi berkisar 6-9%, domba 12-15% serta kambing 8-12% dari berat tubuh (Soeparno dkk, 2011).
Pengawetan kulit secara umum didefinisikan menjdai suatu cara ataupun proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah terjadinya lisis ataupun degradasi komponen-komponen intern jaringan kulit. Prinsip pengawetan kulit merupakan menciptakan kondisi yng tak cocok jatah pertumbuhan serta perkembangbiakan mikroorganisme perusak kulit. Hal yang telah di sebutkan di lakukan yang dengannya menurunkan kadar cairan sampai tingkat serendah bisa yang dengannya batas tertentu menjadikan mikroorganisme tak mampu jatah atau bisa juga dikatakan jatah tumbuh (± 5-10%).
Pengawetan kulit punya seputar tujuan sela lain : 1. Mempertahankan struktur serta keadaan kulit dari pengaruh lingkungan jatah atau bisa juga dikatakan jatah selagi waktu sebelum di lakukan proses pengolahan/penyelesaian 2. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah tujuan penyimpanan intern waktu yng relatif makin lama 3. Agar kulit bisa terkumpul menjadikan bisa dikelompokkan pendapat dari besar serta kualitasnya atau mengantisipasi terjadinya over produksi lantaran stok kulit yng terlalu kagak kurang
Secara umum proses pengawetan kulit mentah yng dikenal di Indonesia terdiri bagi 4 jenis, yaitu : 1. Pengawetan yang dengannya cara pengeringan + zat kimia 2. Pengawetan yang dengannya cara kombinasi penggaraman serta pengeringan 3. Pengawetan yang dengannya cara garam basah 4. Pengawetan yang dengannya cara pengasaman (pickling)
B. Pengawetan yang dengannya Cara Pengeringan Pengeringan sepantasnya suatu cara / proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengeluarkan ataupun menghilangkan sebagian cairan dari suatu bahan, yang dengannya cara menguapkan sebagian besar cairan yng dikandungnya yang dengannya mempergunakan energi panas. Umumnya kandungan cairan bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tak bisa tumbuh lagi di dalamnya. Pengeringan bisa juga diartikan menjdai suatu penyerapan panas intern kondisi terkendali, jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengeluarkan sebagian besar cairan intern bahan pangan lewat evaporasi (pada pengeringan umum) serta sublimasi (pada pengeringan beku).
Pengeringan baik parsial maupun penuh tak membunuh seluruh mikroba yng ada intern bahan pangan yng dikeringkan. Pengeringan sebenarnya bisa mengawetkan mikroba, semisal halnya mengawetkan hasil sampingan ternak yaitu kulit. Selain itu, yang diciptakan pangan kering biasanya tak steril. Oleh lantaran itu, meskipun bakteri tak bisa tumbuh pada bahan kering, namun andai makanan yang telah di sebutkan dibasahkan kembali, maka pertumbuhan mikroba hendak kembali terlaksana.
Ada 2 istilah yng dipakai jatah atau bisa juga dikatakan jatah pengeringan yakni : 1. Drying : suatu proses kehilangan cairan yng penyebabnya yaitu oleh daya ataupun kekuatan semua, misalnya matahari (dijemur) serta aliran udara (diangin-anginkan). 2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan yang dengannya panas buatan, yang dengannya mempergunakan perlengkapan/instrumen-instrumen pengering semisal oven.
Tujuan pengeringan kulit yakni : 1. Mengurangi resiko kerusakan lantaran kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan cairan jatah atau bisa juga dikatakan jatah pertumbuhannya. Bila kadar cairan bahan berkurang, maka kegiatan mikroba dihambat ataupun dimatikan. 2. Menghemat ruang penyimpanan ataupun pengangkutan. Biasanya kulit menyandang kandungan cairan intern jumlah yng tinggi, maka hilangnya cairan hendak Amat mengurangi berat serta volume bahan yang telah di sebutkan. 3. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah memperoleh yang diciptakan yng makin sesuai yang dengannya penggunaannya. Misalnya rambak.
Keuntungan pengawetan yang dengannya cara pengeringan : 1. Bahan makin awet 2. Volume serta berat berkurang, menjadikan biaya makin rendah jatah atau bisa juga dikatakan jatah pemrosesan, pengangkutan, serta penyimpanan. Kerugian pengawetan yang dengannya cara pengeringan : 1. Sifat asal dari bahan yng dikeringkan bisa berganti, misalnya bentuknya, sifat fisik serta kimianya, penurunan mutu, dll. 2. Beberapa bahan kering butuh pekerjaan tambahan sebelum dipakai, misalnya Perlu dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum dipakai. Proses pengeringan bisa di lakukan yang dengannya cara : 1. pengeringan langsung yang dengannya sinar matahari 2. pengeringan buatan semisal yang dengannya oven.
Prinsip-prinsip pengeringan merupakan jatah atau bisa juga dikatakan jatah menghambat pertumbuhan mikroba yang dengannya mengurangi kadar cairan. Andai kita mengeringkan, ada 2 masalah pokok yng teribat di dalamnya, yakni : 1. Hantaran panas kepada bahan serta di intern bahan yng dikeringkan 2. Penguapan cairan dari intern bahan Kedua hal di yang telah di sebutkan menetapkan kecepatan pengeringan. Penguapan cairan dari intern bahan bergantung dari kagak kurang faktor sekeliling bahan yakni : suhu, kelembaban, kecepatan sirkulasi cairan, tekanan udara, atau waktu pengeringan
Faktor-faktor yng memberi pengaruh pengeringan : 1. Luas permukaan bahan 2. Suhu pengeringan 3. Peredaran udara 4. Tekanan uap di udara Bahan kulit bisa dikeringkan yang dengannya cara : 1. Alami , yakni mempergunakan panas alami dari sinar matahari, tatacaranya yang dengannya dijemur (sun drying) ataupun diangin-anginkan 2. Buatan (artificial drying), yakni mempergunakan panas selain sinar matahari , di lakukan intern suatu instrumen pengering
Pengeringan yang dengannya sinar matahari Pengeringan yang dengannya sinar matahari sepantasnya jenis pengeringan tertua, serta sampai-sampai era ini salah satunya cara pengeringan yng ternama di kalangan pengrajin kulit makin-makin di daerah tropis. Teknik pengeringan di lakukan secara langsung maupun tak langsung (dikeringanginkan),. Pengeringan yang dengannya pemanas buatan
Pengeringan yang dengannya pemanas buatan menyandang seputar tipe instrumen dimana pindah panas berlangsung secara konduksi ataupun konveksi, meskipun seputar bisa juga yang dengannya cara radiasi. Alat pengering yang dengannya pindah panas secara konveksi pada biasanya mempergunakan udara panas yng dialirkan, menjadikan enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering yang dengannya pindah panas secara konduksi pada biasanya mempergunakan permukaan padat menjdai penghantar panasnya.
Adapun urutan pelaksanaannya merupakan menjdai berikut : 1. Pencucian serta pembuangan daging Kulit yng pertama kali dilepas dicuci yang dengannya cairan mengalir serta kelebihan yang ditawarkan daging maupun lemak yng masih melekat dibuang. Pisau yng dipakai Perlu tajam serta bentuknya melengkung jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah robeknya kulit. Sesudah seluruh lemak serta daging sudah bersih selanjutnya dicuci kembali yang dengannya cairan mengalir.
2. Pengetusan (Pentirisan) Kulit yng sudah dicuci lantas disampirkan ataupun ditiriskan diatas kuda-kuda kayu serta dibiarkan menetes selama 30 menit.
3. Pemberian zat kimia Kulit direndam intern bak yng berisi zat kimia jenis Natrium Arsenat 0,5% selama 5-10 menit. Sesudah proses yang telah di sebutkan selesai, kulit masih disampirkan diatas bak agar sisa-sisa zat kimia masih tetap menetes kembali ke intern bak.
4. Pementangan Sesudah zat kimia menetes yang dengannya baik, kulit dipentang serta ditarik yang dengannya tali pada kerangka kayu (pentangan kulit). Pentangan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kulit sapi, kerbau maupun kuda mempergunakan kayu bulat yang dengannya diameter kira-kira 5-10 cm yng menyerupai contoh bingkai gambar. Ukuran panjang maupun lebarnya disesuaikan yang dengannya kondisi kulit yang dengannya acuan bahwasanya pentangan yang telah di sebutkan bisa menampung luas maksimal dari kulit. Kulit yng hendak dipentang dilubangi pada bagian pinggirnya yang dengannya jarak kira-kira 2-3 cm dari batas pinggir kulit serta ditarik sampai-sampai posisi kulit terpentang yang dengannya sempurna tanpa adanya pengkerutan serta pelipatan pada bagian pinggir maupun tengah. Proses pementangan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kulit kecil semisal domba, kambing maupun reptil bisa di lakukan diatas papan serta teknik pementangannya tak butuh mempergunakan tali namun cukup di lakukan yang dengannya mempergunakan paku.
5. Pengeringan Kulit yng sudah dipentang selanjutnya siap jatah atau bisa juga dikatakan jatah dijemur. Proses pengeringan tak boleh di lakukan terlalu cepat, karena zat-zat kulit pada lapisan luar hendak mengering makin cepat dibanding pada bagian intern dari kulit. Temperatur yng terlalu tinggi memicu zat-zat kulit (kolagen) mengalami proses gelatinisasi bagaikan gelatin yng bersifat mengeras serta tentunya bisa memperhalang proses penguapan cairan pada bagian intern. Bila hal yang telah di sebutkan terlaksana menghasilkan kulit hendak membusuk pada era disimpan intern jangka waktu yng lama. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah mengantisipasi hal yang telah di sebutkan seputar petunjuk teknis simpel wacana posisi letak kulit intern proses penjemuran kulit dibawah sinar matahari. Penjemuran pertama dimulai pada bagian daging (flesh). Pukul 09.00-11.00 serta pukul 15.00-17.00 penjemuran di lakukan yang dengannya jurusan sinar matahari tegak lurus yang dengannya permukaan kulit. Pada waktu siang hari yakni pukul 11.00-15.00 penjemuran yang dengannya jurusan sinar matahari sejajar yang dengannya jurusan datangnya sinar matahari. Bila kulit pada bagian dagingnya sudah kering, maka posisi kulit bisa dibolak balik sedemikian rupa sampai-sampai seluruh pengeringan bisa merata disemua permukaan kulit. Proses pengeringan kulit bisa selesai intern waktu kagak makin makin 2-3 hari yang dengannya kondisi panas matahari yng cukup serta penguapan yng teratur. Beberapa petunjuk simpel jatah atau bisa juga dikatakan jatah memaklumi apakah proses pengeringan sudah cukup, yaitu andaikan : a. Keadaan kulit terlihat tembus cahaya (transparan) b. Keadaan kulit tegang (kaku) c. Bagian daging serta bulu sudah mongering d. Penampang kulit bila diketuk hendak berbunyi nyaring
6. Pelipatan Sesudah kulit bagaikan kering selanjutnya dilepas dari pentangannya serta dilipat dua yang dengannya jurusan lipatan membujur dari pangkal ekor menuju ke kepala sejajar yang dengannya garis punggung serta membagi dua bagian tubuh yakni kiri serta kanan. Bagian daging ataupun bulu bisa ditempatkan pada bagian intern maupun luar. Sesudah di lakukan pelipatan lantas kulit bisa disimpan menjdai kulit awetan.
Keuntungan pengeringan yang dengannya sinar matahari : 1. energi panas murah serta berlimpah 2. tak memerlukan perlengkapan yng kagak murah 3. tenaga kerja tak butuh menyandang keahlian tertentu Kerugian pengeringan yang dengannya sinar matahari : 1. bergantung dari cuaca 2. jumlah panas matahari tak tetap 3. kenaikan suhu tak bisa diatur, menjadikan waktu penjemuran tak bisa ditentukan yang dengannya pas. 4. kebersihan sukar jatah atau bisa juga dikatakan jatah diawasi Keuntungan pengeringan buatan : 1. suhu serta sirkulasi udara bisa diatur 2. waktu pengeringan bisa ditentukan yang dengannya pas 3. kebersihan bisa diawasi Kerugian pengeringan buatan : 1. memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar minyak, menjadikan biaya pengeringan bagaikan kagak murah 2. memerlukan perlengkapan yng relatif kagak murah harganya 3. memerlukan tenaga kerja yang dengannya keahlian tertentu Gambar proses pengawetan kulit yang dengannya system pengeringan
KESIMPULAN 1. Pengawetan kulit secara umum didefinisikan menjdai suatu cara ataupun proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah terjadinya lisis ataupun degradasi komponen-komponen intern jaringan kulit. 2. Ada dua cara pengawetan kulit yang dengannya pengeringan yakni yang dengannya sinar matahari serta buatan ataupun oven. 3. Tujuan pengeringan kulit yakni mengurangi resiko kerusakan lantaran kegiatan mikroba. Menghemat ruang penyimpanan ataupun pengangkutan. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah memperoleh yang diciptakan yng makin sesuai yang dengannya penggunaannya (misalnya rambak).
DAFTAR PUSTAKA Gazali, irmang. 2013. Ilmu Pangan, Teknologi Pengawetan serta Pengolahan Kulit. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 14.40 WIB. Hudaya, saripah. Ir.,MS. 2013. Teknologi Pangan serta Gizi, green word. Diakses pada tangga 19 oktober 2013 pada pukul 14.35 WIB. Soearno., R.A.Rihastuti, Indratiningsih serta S.Triatmojo. 2011. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Pendahuluan
Pemanfaatan kulit ternak / hewan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kepentingan kita-kita itu berjalan searah yang dengannya perkembangan peradaban kita-kita. Keseluruhan yang diciptakan sampingan hasil pemotongan ternak, maka kulit sepantasnya yang diciptakan yng punya nilai ekonomis yng paling tinggi. Berat kulit pada sapi, kambing, serta kerbau punya pasaran 7-10% dari berat tubuh. Secara ekonomis kulit punya harga berkisar 10-15% dari harga ternak .
Potensi hasil ikutan berupa kulit di Indonesia masih Amat besar, hal ini penyebabnya yaitu masih sedikitnya industri besar yng mengelola secara intensif, kalaupun ada kapasitasnya belum mampu memenuhi permintaan pasar. Sebelum era krisis moneter, pihak pemerintah yang dengannya syarat tertentu masih mengizinkan industri-industri penyamakan kulit jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengimpor kulit mentah serta awetan dari luar negeri, yang dengannya maksud jatah atau bisa juga dikatakan jatah memenuhi kebutuhan bahan baku kulit intern negeri yng sepenuhnya belum mencukupi.
Akan tetapi demikian sejak dimulainya krisis moneter, pemerintah alhasil mengeluarkan suatu kebijakan jatah atau bisa juga dikatakan jatah melarang impor kulit mentah maupun kulit setengah jadi dari luar negeri yang dengannya alasan tingginya harga dasar barang (naik + 300-400%) serta pajak impor yng Perlu ditanggung oleh importir akibat fluktuasi rupiah oleh indra penglihat uang kikuk. Yang dengannya langkah kebijakan yang telah di sebutkan para pengusaha intern negeri tentunya Perlu menyediakan bahan mentah jatah atau bisa juga dikatakan jatah memenuhi kebutuhan intern negeri. Masalah yng timbul, apakah mutu kulit mentah maupun kulit awetan yng diperoleh oleh masyarakat di intern negeri telah memenuhi standar yng sesuai ataupun paling tak sudah mendekati standar kualitas yng sudah ditetapkan. Sebuah kejadian yng patut kita ingat bahwasanya pada era industri perkulitan mengalami kejayaan pesat, ekspor kulit samak (leather) sepantasnya sumber devisa negara non migas selain kayu, tekstil serta elektronik. Didasari gambaran yang telah di sebutkan, tentunya kagak kurang hal yng Perlu dikaji serta terpulang kepada, bagaimana perkembangan ilmu serta teknologi khususnya ilmu serta teknologi pengolahan kulit ke depan atau kualitas SDM peternakan yng dimiliki. Pada bagian-bagian selanjutnya hendak dikaji mengenai teknik penanganan serta pengolahan pada kulit.
Pemaparan
A. Teknologi Pengawetan pada Kulit Mentah Kulit secara histologi merupakan sepantasnya organ tubuh yng paling berat, dimana pada kita-kita meiliki berat kira-kira 16% dari berat tubuh serta pada ternak sendiri cuma berkisar 10%. Presentasi ini cukup bervariasi pada seputar jenis ternak, yaitu pada ternak sapi berkisar 6-9%, domba 12-15% serta kambing 8-12% dari berat tubuh (Soeparno dkk, 2011).
Pengawetan kulit secara umum didefinisikan menjdai suatu cara ataupun proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah terjadinya lisis ataupun degradasi komponen-komponen intern jaringan kulit. Prinsip pengawetan kulit merupakan menciptakan kondisi yng tak cocok jatah pertumbuhan serta perkembangbiakan mikroorganisme perusak kulit. Hal yang telah di sebutkan di lakukan yang dengannya menurunkan kadar cairan sampai tingkat serendah bisa yang dengannya batas tertentu menjadikan mikroorganisme tak mampu jatah atau bisa juga dikatakan jatah tumbuh (± 5-10%).
Pengawetan kulit punya seputar tujuan sela lain : 1. Mempertahankan struktur serta keadaan kulit dari pengaruh lingkungan jatah atau bisa juga dikatakan jatah selagi waktu sebelum di lakukan proses pengolahan/penyelesaian 2. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah tujuan penyimpanan intern waktu yng relatif makin lama 3. Agar kulit bisa terkumpul menjadikan bisa dikelompokkan pendapat dari besar serta kualitasnya atau mengantisipasi terjadinya over produksi lantaran stok kulit yng terlalu kagak kurang
Secara umum proses pengawetan kulit mentah yng dikenal di Indonesia terdiri bagi 4 jenis, yaitu : 1. Pengawetan yang dengannya cara pengeringan + zat kimia 2. Pengawetan yang dengannya cara kombinasi penggaraman serta pengeringan 3. Pengawetan yang dengannya cara garam basah 4. Pengawetan yang dengannya cara pengasaman (pickling)
B. Pengawetan yang dengannya Cara Pengeringan Pengeringan sepantasnya suatu cara / proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengeluarkan ataupun menghilangkan sebagian cairan dari suatu bahan, yang dengannya cara menguapkan sebagian besar cairan yng dikandungnya yang dengannya mempergunakan energi panas. Umumnya kandungan cairan bahan dikurangi sampai batas dimana mikroba tak bisa tumbuh lagi di dalamnya. Pengeringan bisa juga diartikan menjdai suatu penyerapan panas intern kondisi terkendali, jatah atau bisa juga dikatakan jatah mengeluarkan sebagian besar cairan intern bahan pangan lewat evaporasi (pada pengeringan umum) serta sublimasi (pada pengeringan beku).
Pengeringan baik parsial maupun penuh tak membunuh seluruh mikroba yng ada intern bahan pangan yng dikeringkan. Pengeringan sebenarnya bisa mengawetkan mikroba, semisal halnya mengawetkan hasil sampingan ternak yaitu kulit. Selain itu, yang diciptakan pangan kering biasanya tak steril. Oleh lantaran itu, meskipun bakteri tak bisa tumbuh pada bahan kering, namun andai makanan yang telah di sebutkan dibasahkan kembali, maka pertumbuhan mikroba hendak kembali terlaksana.
Ada 2 istilah yng dipakai jatah atau bisa juga dikatakan jatah pengeringan yakni : 1. Drying : suatu proses kehilangan cairan yng penyebabnya yaitu oleh daya ataupun kekuatan semua, misalnya matahari (dijemur) serta aliran udara (diangin-anginkan). 2. Dehydration (dehidrasi) : suatu proses pengeringan yang dengannya panas buatan, yang dengannya mempergunakan perlengkapan/instrumen-instrumen pengering semisal oven.
Tujuan pengeringan kulit yakni : 1. Mengurangi resiko kerusakan lantaran kegiatan mikroba. Mikroba memerlukan cairan jatah atau bisa juga dikatakan jatah pertumbuhannya. Bila kadar cairan bahan berkurang, maka kegiatan mikroba dihambat ataupun dimatikan. 2. Menghemat ruang penyimpanan ataupun pengangkutan. Biasanya kulit menyandang kandungan cairan intern jumlah yng tinggi, maka hilangnya cairan hendak Amat mengurangi berat serta volume bahan yang telah di sebutkan. 3. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah memperoleh yang diciptakan yng makin sesuai yang dengannya penggunaannya. Misalnya rambak.
Keuntungan pengawetan yang dengannya cara pengeringan : 1. Bahan makin awet 2. Volume serta berat berkurang, menjadikan biaya makin rendah jatah atau bisa juga dikatakan jatah pemrosesan, pengangkutan, serta penyimpanan. Kerugian pengawetan yang dengannya cara pengeringan : 1. Sifat asal dari bahan yng dikeringkan bisa berganti, misalnya bentuknya, sifat fisik serta kimianya, penurunan mutu, dll. 2. Beberapa bahan kering butuh pekerjaan tambahan sebelum dipakai, misalnya Perlu dibasahkan kembali (rehidrasi) sebelum dipakai. Proses pengeringan bisa di lakukan yang dengannya cara : 1. pengeringan langsung yang dengannya sinar matahari 2. pengeringan buatan semisal yang dengannya oven.
Prinsip-prinsip pengeringan merupakan jatah atau bisa juga dikatakan jatah menghambat pertumbuhan mikroba yang dengannya mengurangi kadar cairan. Andai kita mengeringkan, ada 2 masalah pokok yng teribat di dalamnya, yakni : 1. Hantaran panas kepada bahan serta di intern bahan yng dikeringkan 2. Penguapan cairan dari intern bahan Kedua hal di yang telah di sebutkan menetapkan kecepatan pengeringan. Penguapan cairan dari intern bahan bergantung dari kagak kurang faktor sekeliling bahan yakni : suhu, kelembaban, kecepatan sirkulasi cairan, tekanan udara, atau waktu pengeringan
Faktor-faktor yng memberi pengaruh pengeringan : 1. Luas permukaan bahan 2. Suhu pengeringan 3. Peredaran udara 4. Tekanan uap di udara Bahan kulit bisa dikeringkan yang dengannya cara : 1. Alami , yakni mempergunakan panas alami dari sinar matahari, tatacaranya yang dengannya dijemur (sun drying) ataupun diangin-anginkan 2. Buatan (artificial drying), yakni mempergunakan panas selain sinar matahari , di lakukan intern suatu instrumen pengering
Pengeringan yang dengannya sinar matahari Pengeringan yang dengannya sinar matahari sepantasnya jenis pengeringan tertua, serta sampai-sampai era ini salah satunya cara pengeringan yng ternama di kalangan pengrajin kulit makin-makin di daerah tropis. Teknik pengeringan di lakukan secara langsung maupun tak langsung (dikeringanginkan),. Pengeringan yang dengannya pemanas buatan
Pengeringan yang dengannya pemanas buatan menyandang seputar tipe instrumen dimana pindah panas berlangsung secara konduksi ataupun konveksi, meskipun seputar bisa juga yang dengannya cara radiasi. Alat pengering yang dengannya pindah panas secara konveksi pada biasanya mempergunakan udara panas yng dialirkan, menjadikan enersi panas merata ke seluruh bahan. Alat pengering yang dengannya pindah panas secara konduksi pada biasanya mempergunakan permukaan padat menjdai penghantar panasnya.
Adapun urutan pelaksanaannya merupakan menjdai berikut : 1. Pencucian serta pembuangan daging Kulit yng pertama kali dilepas dicuci yang dengannya cairan mengalir serta kelebihan yang ditawarkan daging maupun lemak yng masih melekat dibuang. Pisau yng dipakai Perlu tajam serta bentuknya melengkung jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah robeknya kulit. Sesudah seluruh lemak serta daging sudah bersih selanjutnya dicuci kembali yang dengannya cairan mengalir.
2. Pengetusan (Pentirisan) Kulit yng sudah dicuci lantas disampirkan ataupun ditiriskan diatas kuda-kuda kayu serta dibiarkan menetes selama 30 menit.
3. Pemberian zat kimia Kulit direndam intern bak yng berisi zat kimia jenis Natrium Arsenat 0,5% selama 5-10 menit. Sesudah proses yang telah di sebutkan selesai, kulit masih disampirkan diatas bak agar sisa-sisa zat kimia masih tetap menetes kembali ke intern bak.
4. Pementangan Sesudah zat kimia menetes yang dengannya baik, kulit dipentang serta ditarik yang dengannya tali pada kerangka kayu (pentangan kulit). Pentangan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kulit sapi, kerbau maupun kuda mempergunakan kayu bulat yang dengannya diameter kira-kira 5-10 cm yng menyerupai contoh bingkai gambar. Ukuran panjang maupun lebarnya disesuaikan yang dengannya kondisi kulit yang dengannya acuan bahwasanya pentangan yang telah di sebutkan bisa menampung luas maksimal dari kulit. Kulit yng hendak dipentang dilubangi pada bagian pinggirnya yang dengannya jarak kira-kira 2-3 cm dari batas pinggir kulit serta ditarik sampai-sampai posisi kulit terpentang yang dengannya sempurna tanpa adanya pengkerutan serta pelipatan pada bagian pinggir maupun tengah. Proses pementangan jatah atau bisa juga dikatakan jatah kulit kecil semisal domba, kambing maupun reptil bisa di lakukan diatas papan serta teknik pementangannya tak butuh mempergunakan tali namun cukup di lakukan yang dengannya mempergunakan paku.
5. Pengeringan Kulit yng sudah dipentang selanjutnya siap jatah atau bisa juga dikatakan jatah dijemur. Proses pengeringan tak boleh di lakukan terlalu cepat, karena zat-zat kulit pada lapisan luar hendak mengering makin cepat dibanding pada bagian intern dari kulit. Temperatur yng terlalu tinggi memicu zat-zat kulit (kolagen) mengalami proses gelatinisasi bagaikan gelatin yng bersifat mengeras serta tentunya bisa memperhalang proses penguapan cairan pada bagian intern. Bila hal yang telah di sebutkan terlaksana menghasilkan kulit hendak membusuk pada era disimpan intern jangka waktu yng lama. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah mengantisipasi hal yang telah di sebutkan seputar petunjuk teknis simpel wacana posisi letak kulit intern proses penjemuran kulit dibawah sinar matahari. Penjemuran pertama dimulai pada bagian daging (flesh). Pukul 09.00-11.00 serta pukul 15.00-17.00 penjemuran di lakukan yang dengannya jurusan sinar matahari tegak lurus yang dengannya permukaan kulit. Pada waktu siang hari yakni pukul 11.00-15.00 penjemuran yang dengannya jurusan sinar matahari sejajar yang dengannya jurusan datangnya sinar matahari. Bila kulit pada bagian dagingnya sudah kering, maka posisi kulit bisa dibolak balik sedemikian rupa sampai-sampai seluruh pengeringan bisa merata disemua permukaan kulit. Proses pengeringan kulit bisa selesai intern waktu kagak makin makin 2-3 hari yang dengannya kondisi panas matahari yng cukup serta penguapan yng teratur. Beberapa petunjuk simpel jatah atau bisa juga dikatakan jatah memaklumi apakah proses pengeringan sudah cukup, yaitu andaikan : a. Keadaan kulit terlihat tembus cahaya (transparan) b. Keadaan kulit tegang (kaku) c. Bagian daging serta bulu sudah mongering d. Penampang kulit bila diketuk hendak berbunyi nyaring
6. Pelipatan Sesudah kulit bagaikan kering selanjutnya dilepas dari pentangannya serta dilipat dua yang dengannya jurusan lipatan membujur dari pangkal ekor menuju ke kepala sejajar yang dengannya garis punggung serta membagi dua bagian tubuh yakni kiri serta kanan. Bagian daging ataupun bulu bisa ditempatkan pada bagian intern maupun luar. Sesudah di lakukan pelipatan lantas kulit bisa disimpan menjdai kulit awetan.
Keuntungan pengeringan yang dengannya sinar matahari : 1. energi panas murah serta berlimpah 2. tak memerlukan perlengkapan yng kagak murah 3. tenaga kerja tak butuh menyandang keahlian tertentu Kerugian pengeringan yang dengannya sinar matahari : 1. bergantung dari cuaca 2. jumlah panas matahari tak tetap 3. kenaikan suhu tak bisa diatur, menjadikan waktu penjemuran tak bisa ditentukan yang dengannya pas. 4. kebersihan sukar jatah atau bisa juga dikatakan jatah diawasi Keuntungan pengeringan buatan : 1. suhu serta sirkulasi udara bisa diatur 2. waktu pengeringan bisa ditentukan yang dengannya pas 3. kebersihan bisa diawasi Kerugian pengeringan buatan : 1. memerlukan panas selain sinar matahari berupa bahan bakar minyak, menjadikan biaya pengeringan bagaikan kagak murah 2. memerlukan perlengkapan yng relatif kagak murah harganya 3. memerlukan tenaga kerja yang dengannya keahlian tertentu Gambar proses pengawetan kulit yang dengannya system pengeringan

KESIMPULAN 1. Pengawetan kulit secara umum didefinisikan menjdai suatu cara ataupun proses jatah atau bisa juga dikatakan jatah mencegah terjadinya lisis ataupun degradasi komponen-komponen intern jaringan kulit. 2. Ada dua cara pengawetan kulit yang dengannya pengeringan yakni yang dengannya sinar matahari serta buatan ataupun oven. 3. Tujuan pengeringan kulit yakni mengurangi resiko kerusakan lantaran kegiatan mikroba. Menghemat ruang penyimpanan ataupun pengangkutan. Bagi atau bisa juga dikatakan jatah memperoleh yang diciptakan yng makin sesuai yang dengannya penggunaannya (misalnya rambak).
DAFTAR PUSTAKA Gazali, irmang. 2013. Ilmu Pangan, Teknologi Pengawetan serta Pengolahan Kulit. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013 pada pukul 14.40 WIB. Hudaya, saripah. Ir.,MS. 2013. Teknologi Pangan serta Gizi, green word. Diakses pada tangga 19 oktober 2013 pada pukul 14.35 WIB. Soearno., R.A.Rihastuti, Indratiningsih serta S.Triatmojo. 2011. Dasar Teknologi Hasil Ternak. Fakultas Universitas Gadjah Mada. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Komentar
Posting Komentar