FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MIKROORGANISME

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MIKROORGANISME seperti pilihan yang bagus buat kalian yang pengen mencari solusi kabar mengutip. Beberapa kabar lainnya bisa kalian dapatkan disini sama baik.
Pendapat dari Lechowich (1971) yng disitasi oleh Soeparno (1992a) serta Stanbury serta Whitaker (1984) pertumbuhan mikroorganisme dibagi seperti empat fase, yakni: fase lag ataupun fase tak ada pertumbuhan , bila kondisi lingkungan menguntungkan bakal diikuti yang dengannya fase logaritmik ataupun fase pertumbuhan eksponensial yang dengannya ditandai adanya pertumbuhan jumlah populasi secara logaritmik serta bakal berlanjut menjadikan laju pertumbuhan berangkat konstan lantaran terbatasnya faktor lingkungan, menjadikan mencapai fase konstan. Pada fase konstan terlaksana pengurangan pembelahan sel ataupun adanya keseimbangan tengah laju perbanyakan sel yang dengannya laju kematian. Andai kondisi tak menguntungkan yang dengannya habisnya nutrisi, terlaksana akumulasi hasil metabolik asam ataupun pengaruh preservasi tertentu maka bakal terlaksana fase penurunan pertumbuhan ataupun yng disebut fase kematian FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEHIDUPAN MIKROORGANISME Gambar Grafik pertumbuhan mikroorganisme (Schlegel, 1994) Pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh temperatur, pH, ketersediaan minuman serta tekanan osmose, potensial oksidasi‑reduksi, atmosfer (Lawrie, 1995) serta jumlah nutrisi (Schlegel, 1994).
Ketersediaan Nutrisi Kebutuhan mikroorganisme bergantung pada minuman, bahan-bahan yng terlarut intern minuman,serta seluruh unsur yng ikut serta pada pembentukan sel intern bentuk banyak sekali senyawa yng bisa diolah. Kebutuhan nutrin pokok meliputi unsur mikro serta makro. Unsur makro terdiri dari C, O, H, N, S, P, K, Ca, Mg serta Fe yng terkandung intern seluruh organisme serta unsur mikro ataupun unsur-unsur yng dibutuhkan intern jumlah sepura, semisal Mn, Mo, Ze, Pb, Co, Ni, Va, Bo, Cl, Na, Se, Si serta lain-lainnya (Schlegel, 1994). Sumber-sumber karbon serta energi diambil oleh organisme fotosintesis yang dengannya cara mengoksidasi senyawa-senyawa anorganik yang dengannya mempergunakan serta memanfaatkan CO2 menjdai sumber karbon utama. Glukosa, selulosa, serta pati dimanfaatkan menjdai sumber energi. Organisme pun memerlukan zat pelengkap ataupun suplemen yng dipakai intern komponen dasar sel yng tak mampu disintesis dari komponen-komponen simpel, suplemen yang telah di sebutkan merupakan asam amino, senyawa purin, pirimidin serta vitamin. Mikroorganisme pun memerlukan S, N serta O2 (Schlegel, 1994).
Temperatur Kisaran suhu porsi atau bisa juga dikatakan porsi pekerjaan enzim memastikan sifat pertumbuhan mikroorganisme. Suhu tertinggi dimana mikroorganisme masih bisa tumbuh disebut suhu maksimum serta suhu terendah mikroorganisme masih bisa tumbuh disebut suhu minimum (Lay, 1994). Mikroorganisme menyandang suhu optimum, yakni suhu dimana mikroorganisme bisa tumbuh secara oiptimal. Setiap mikroorganisme menyandang pasaran suhu minimal, maksimal serta optimal porsi atau bisa juga dikatakan porsi tumbuh yng berbeda-beda. Mikroorganisme psikotropik hidup pada suhu refrigerasi yang dengannya pasaran temperatur optimal 15 sampai 20oC. Mesopilik organisme bisa hidup pada suhu 5 – 7oC yang dengannya pasaran temperatur optimal 35 - 40oC. Thermopilik mikroorganisme bisa tumbuh pada temperatur sampai 80oC (Grau, 1986) . Ketersediaan Air Mikroorganisme tak bisa hidup tanpa minuman, kebutuhan minuman porsi atau bisa juga dikatakan porsi mikroorganisme Amat spesifik serta biasa disebut yang dengannya pekerjaan minuman (aw/water activity). Aktivitas minuman merupakan perbandingan tengah tekanan uap larutan denagan tekanan uap minuman solven murni pada temperatur yng percis (Soeparno, 1992). Air murni menyandang nilai aw 1,00 (Kadar Air 100%). Nilai aw dari mikroorganisme mendekati minuman murni yang dengannya pasaran bergantung pada jenis mikroorganisme. Bakteri pathogenik menyandang pasaran 0,995 sampai 0,980. Bakteri halophilik menyandang nilai aw optimum pada larutan NaCl 0,80 sampai 0,85. Yeast menyandang nilai aw tengah 0,87 samapi 0,90. Jamur menyandang nilai pasaran aw 0,79 sampai 0,93 (Grau, 1986).
Kebutuhan Oksigen Mikroorganisme bisa dipilah didasari kebutuhan bakal oksigen, diantaranya merupakan aerob obligat, anaerob obligat, anaerob fakultatif serta mikroaerofil (Lay, 1994). Mikroorganisme aerobik obligat menghasilkan energi menggunakan respirasi yang dengannya demikian bergantung pada oksigen. Mikroorganisme obligat anaerobik cuma mampu hidup intern lingkungan bebas oksigen, lantaran oksigen bersifat toksik terhadapnya. Mikroorganisme anaerob fakultatif tumbuh yang dengannya adanya oksigen, jadi bersifat aerotoleran, namun mikroorganisme ini tak bisa mempergunakan serta memanfaatkan oksigen serta mendapatkan energi yang dengannya cara fermentasi (Schlegel, 1994). Mikroorganisme mikroaerofil memerlukan oksigen intern jumlah kecil kira-kira 5 sampai 10% (Lay, 1994).
pH Setiap mikroorganisme menyandang pH optimum yng tertentu, menjadikan pH awal yng optimum serta mempertahankannya selama pertumbuhan amatlah penting. Mikroorganisme kebanykan hidup pada kondisi pH netral dimana terdapat keseimbangan ion H+ serta OH-. Ada pun mikroorganisme yng bisa hidup pada kondisi asam (asidophilik) serta kondisi basa (Schlegel, 1994). Sewaktu pertumbuhan mikroorganisme seringkali terlaksana perubahan pH pada media lingkungan hidupnya. Mikroorganisme yng melaksanakan fermentasi menghasilkan asam menjadikan pH bakal turun seperti 3,5. Perubahan lingkungan media bisa seperti basa yang dengannya adanya metabolisme protein serta asam amino yang dengannya dihasilkannya ion amonium (Lay, 1994).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PROLAPSUS UTERI (BROYONG) PADA TERNAK

JENIS JENIS STRAIN AYAM BROILER ATAU PEDAGING

Kumpulan Foto dan Gambar Sapi Serta Ciri-cirinya